Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang "Tragedi" Lebaran 2011, Saat Ketupat dan Opor Terpaksa Dihangatkan karena Hilal Tak Terlihat

KOMPAS.com - Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Lebaran 2023 atau Idul Fitri 1444 H dalam hitungan hari.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi, Lebaran tahun ini akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Dikutip dari Kompas.com (9/4/2023), pemerintah kemungkinan akan memutuskan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.

Sementara Muhammadiyah melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023, telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

Perbedaan perayaan Hari Raya ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, hal serupa beberapa kali terjadi, salah satunya pada Idul Fitri 2011.

Tak seperti saat ini, perbedaan Lebaran 2011 terbilang cukup mengejutkan masyarakat lantaran kalender mengatakan bahwa Hari Raya jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011.

Sehari sebelumnya, pada Senin (29/8/2011), masyarakat pun sudah berbondong-bondong menyiapkan hidangan khas dan segala keperluan lain untuk menyambut Idul Fitri.

"Masih ingat nggak kalian tragedi tahun 2011/08/29. Padahal emak kita sudah buat lontong dan ketupat. Pada saat itu aku emosi kali," tulis warganet Twitter, Senin (17/4/2023).

Keluhan yang sama turut dirasakan warganet TikTok ini pada Senin (17/4/2023).

Dengan mengunggah video Menteri Agama Suryadharma Ali mengumumkan penetapan Idul Fitri, pengunggah mengungkapkan kekesalannya 12 tahun lalu.

"Saya ingat banget tragedi ini.. ampe gendok banget dalam hati. Udah takbir, udah seneng mau pake baju baru, udah bagi ketupat dan sayur ke almh nenek, ehh malah gak jadi. Auto diangetin terus tuh ketupat dan sayur," narasinya.

Bahkan, salah satu pengguna Twitter mengatakan bahwa momen Lebaran 2011 penuh dengan "kehangatan".

"Lebaran yg sangat penuh kehangatan. Ketupat yg dihangatkan, Opor yg dihangatkan, Rendang yg dihangatkan," gurau warganet, Senin.

Lantas, apa yang terjadi pada 2011 silam?

Lebaran "mundur" karena hilal tak terlihat

Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah menetapkan hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.

Penetapan tersebut berdasarkan sidang isbat 1 Syawal 1432 H yang digelar pada Senin (29/8/2011).

Kala itu, Ketua Badan Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Jauhari mengatakan, hasil pemantauan di 96 lokasi dari Banda Aceh hingga Papua, sejumlah 30 lokasi melaporkan tidak melihat hilal atau Bulan baru.

Sementara itu, ada pula laporan melihat hilal di Jepara dan Cakung pada Senin pukul 17.56 waktu setempat.

Namun, Jauhari memaparkan, ijtima atau pertemuan akhir Bulan dan awal Bulan baru menjelang Syawal jatuh pada Senin, 29 Agustus atau 29 Ramadhan.

Dengan begitu, saat Matahari terbenam, posisi hilal berada di atas ufuk dengan ketinggian 0 derajat 8 menit sampai 1 derajat 53 menit.

Oleh karenanya, bulan Ramadhan pun digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) dan 1 Syawal 1432 H jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Di sisi lain, Ma'ruf Amin yang saat itu menjabat sebagai Ketua MUI mengatakan, Fatwa MUI mengharuskan penetapan bulan Hijriah menggunakan metode rukyat dan hisab.

Adapun mengenai laporan dari Jepara dan Cakung, Ma'ruf menyatakan bahwa laporan tersebut harus didukung dengan pengetahuan yang memadai.

"Kalau ahli hisab menyatakan tidak mungkin harus ditolak," tandasnya.

Beda penetapan dengan Muhammadiyah

Idul Fitri yang "mundur" menciptakan perbedaan penetapan dengan PP Muhammadiyah.

Sebelumnya, Muhammadiyah melalui maklumatnya telah memutuskan 1 Syawal jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011.

Sementara almanak PBNU berdasarkan hisab, menetapkan Hari Raya jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Ketua Lajnah Falakiah PBNU Ghozali Masroeri mengatakan, pengamatan NU di beberapa titik juga tidak melihat hilal.

"Prediksi almanak NU, 1 Syawal jatuh pada Rabu 31 Agustus. Sedangkan laporan rukyatul hilal NU, 90 titik tidak berhasil," ujarnya.

Bukan hanya Indonesia

Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1432 H bukan hanya berbeda dengan Muhammadiyah, tetapi juga sejumlah negara Muslim lain.

Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang secara resmi menetapkan Idul Fitri pada 31 Agustus 2011.

Dilansir dari Kompas.com (31/8/2011), Islamic Crescent's Observation Project (ICOP) yang berpusat di Yordania merinci, ada beberapa negara yang menetapkan 1 Syawal 1432 H pada 31 Agustus 2011.

Mereka adalah Indonesia, Oman, Libya, dan Afrika Selatan.

Sementara yang menetapkan 1 Syawal pada 30 Agustus, yakni Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Yaman, Nigeria, dan Malaysia.

Dari piranti lunak yang digunakan untuk menggambarkan peta penampakan hilal global, hilal memang tidak nampak di wilayah Indonesia dan sebagian besar wilayah Timur Tengah pada Senin (29/8/2011) petang.

Wilayah yang memungkinkan melihat hilal baik dengan menggunakan alat maupun mata telanjang pada hari itu, adalah Afrika bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Direktur Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) Mutoha Arkanuddin pun mengatakan, setiap negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam menentukan awal bulan Hijriah.

Adapun metode umumnya sama seperti di Indonesia, menggunakan hisab (perhitungan) atau rukyat (pengamatan).

Namun, banyak pula negara yang menentukan Idul Fitri pada 30 Agustus 2011 mengacu kepada keputusan pemerintah Arab Saudi.

Negara yang mengikuti keputusan Arab Saudi ini, antara lain Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Yaman, Turki, Irak, Yordania, Palestina, Lebanon, dan Sudan.

Di Arab Saudi sendiri, penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah menggunakan rukyat. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, menggunakan hisab.

Cara ini sama dengan yang digunakan di Indonesia lantaran rukyat pada ketiga bulan tersebut berhubungan dengan ibadah wajib dan Hari Raya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/18/130000765/mengenang-tragedi-lebaran-2011-saat-ketupat-dan-opor-terpaksa-dihangatkan

Terkini Lainnya

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke