Akibatnya, jantung akan menerima darah yang tidak teroksigenasi. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung rusak sehingga memicu serangan jantung.
Baca juga: Ramai soal Pro Kontra Olahraga di Malam Hari, Benarkah Picu Serangan Jantung?
Dikutip dari Heart and Stroke Canada, gejala serangan jantung dapat meliputi:
Gejala yang paling umum pada pria dan wanita adalah nyeri dada. Wanita cenderung memiliki gejala lain seperti sesak napas, tubuh sakit, dan nyeri punggung atau rahang.
Serangan jantung menyerang secara tiba-tiba. Namun, banyak orang memiliki gejala serangan jantung berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu sebelumnya.
Nyeri dada yang terus terjadi dan tidak hilang dengan istirahat mungkin merupakan peringatan dini serangan jantung.
Baca juga: Bisa Berbahaya, Ini 3 Jenis Buah yang Harus Dibatasi Penderita Penyakit Jantung
Sebelum menjalani pengobatan, pasien akan menjalani prosedur diagnosis untuk menentukan serangan jantung yang mungkin dialami.
Dikutip dari HSE Irlandia, berikut tes yang akan dilalui.
Elektrokardiogram (EKG) dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik jantung. Mesin EKG merekam sinyal-sinyal untuk melihat seberapa baik jantung berfungsi.
Kerusakan jantung akibat serangan jantung menyebabkan enzim tertentu bocor ke darah. Jika diduga mengalami serangan jantung, sampel darah akan diambil untuk menilai kerusakan pada jantung dan menentukan seberapa sanggup jantung merespons pengobatan.
Rontgen dada dilakukan jika diagnosis serangan jantung tidak pasti. Metode ini dapat menemukan penyebab lain dari gejala ataupun akibat serangan jantung.
Ekokardiogram adalah pemindaian menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambaran bagian dalam jantung. Ini berguna untuk mengidentifikasi area jantung yang rusak dan pengaruhnya.
Angiografi koroner dilakukan dengan memasukkan kateter untuk mengetahui bagian dalam arteri koroner. Metode ini dapat mengetahui jika ada penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner.
Penderita serangan jantung akan mendapatkan perawatan sesuai penyebab dan kondisi tubuhnya. Perawatan yang digunakan akan bergantung pada kapan gejala dimulai dan seberapa cepat mendapatkan tindakan pengobatan.
Beberapa metode pengobatan yang dilakukan antara lain berupa konsumsi obat pemecah gumpalan darah, intervensi koroner perkutan primer (PCI) untuk memperlebar arteri koroner, atau prosedur angioplasti koroner untuk membuka bagian penyempitan arteri koroner.
Setelah pulih, penyintas serangan jantung akan menjalani beragam rehabilitasi. Gunanya untuk memulihkan kebugaran fisik dan mengurangi risiko serangan jantung lainnya.