Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Jantung: Pengertian, Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Pencegahan

Kompas.com - 17/04/2023, 15:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia termasuk di Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa ada lebih dari 17 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah pada 2018. Selain itu, diperkirakan satu dari tiga kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit jantung.

Sementara itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia, menderita penyakit jantung.

Berkaca dari kondisi tersebut, masyarakat Indonesia perlu memahami mengenai serangan jantung yang bisa sewaktu-waktu menyerang dan mengakibatkan kematian.

Baca juga: 5 Sayuran yang Sehat untuk Jantung, Bisa Memperpanjang Usia


Serangan jantung

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), serangan jantung atau infark miokard terjadi ketika jantung tidak mendapatkan cukup aliran darah atau ada aliran darah yang tersumbat.

Akibatnya, otot jantung tidak bisa mendapatkan oksigen. Semakin banyak waktu yang berlalu tanpa ada pemulihan aliran darah, semakin besar dan permanen kerusakan otot jantung.

Kondisi ini dapat membuat jantung mengalami kerusakan ringan, parah atau berhenti berdetak yang mengakibatkan kematian.

Baca juga: 4 Buah yang Bagus untuk Jantung, Bantu Cegah Penyakit Kardiovaskular

Penyebab serangan jantung

Ilustrasi dada sesak karena serangan jantung.shayne_ch13/ Freepik Ilustrasi dada sesak karena serangan jantung.
Dilansir dari Layanan Kesehatan Nasional UK (NHS), penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama serangan jantung.

PJK adalah kondisi saat arteri koroner atau pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung tersumbat oleh endapan kolesterol yang disebut plak.

Serangan jantung dapat dibagi menjadi dua jenis.

STEMI (ST-elevasi miokard infark)

Berupa penyumbatan total aliran darah di arteri koroner yang memasok darah kaya oksigen ke jantung. Kondisi ini membuat seluruh ketebalan otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut dapat mati.

Non-STEMI (Infark miokard non-ST-elevasi)

Berupa penyumbatan sebagian aliran darah di arteri koroner utama yang memasok jantung dengan darah kaya oksigen. Kondisi ini menimbulkan sebagian kerusakan ketebalan dinding jantung.

Sedangkan penyebabnya, antara lain adalah:

1. Penyalahgunaan obat

Penggunaan obat stimulan seperti kokain, amfetamin, dan sabu-sabu dapat menyebabkan arteri koroner menyempit. Akibatnya, akan membatasi suplai darah dan memicu serangan jantung.

2. Kekurangan oksigen dalam darah (hipoksia)

Kadar oksigen dalam darah menurun akibat keracunan karbon monoksida atau hilangnya fungsi normal paru-paru.

Halaman:

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com