Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gaboon Viper, Ular Berbisa dengan Taring Terpanjang di Dunia

Kompas.com - 06/04/2023, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan ular yang memiliki bentuk unik dengan kepala berbentuk segitiga ramai di media sosial TikTok.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini pada Rabu (22/3/2023).

Dalam unggahan pengunggah menuliskan bahwa ular tersebut adalah ular gaboon viper.

"Gaboon Viper Snake #gaboonviper #gaboon #snake #snakes," tulis pengunggah.

Hingga Rabu (5/4/2023) sore unggahan video tersebut sudah dilihat sebanyak 7 juta kali dan mendapat lebih dari 19.500 komentar dari warganet.

Baca juga: LIPI Sebut Perbedaan Ular Berbisa di Indonesia Tidak Bisa Dibandingkan dengan Luar Negeri

@pets_wild Gaboon Viper Snake #gaboonviper #gaboon #snake #snakes ? suara asli - Pets_wild

Baca juga: 10 Ular Paling Mematikan di Dunia

Video tersebut juga turut menarik perhatian perhatian warganet hingga menuai beragam komentar. 

"Yg gw tau, pokonya makin aneh binatang semkin berbahaya," kata pemilik akun @ariesrandom_

"Hati hati guys.. di Indonesia ga ada anti racun bisa ular nya jadi kalau nemu langsung hindarai," ungkap akun @tiosfer_top

"Viper itu jenis ular yg memiliki taring terpanjang dan ciri-cirinya kplannya kek segitiga," tulis akun @mohammadfadjar.

Baca juga: Pengakuan Si Pengunggah Serpens Catus, Hewan yang Diklaim Hasil Kawin Silang Kucing dan Ular


Baca juga: Viral, Video Ular Takut Garam Disebut Mitos, Benarkah Demikian?

Lantas, apa itu ular gaboon viper dan benarkah menjadi salah satu ular berbahaya di dunia?

Salah satu ular yang berbahaya di dunia

Ular gaboon viper.TikTok Ular gaboon viper.

Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Dr Mirza Dikari Kusrini mengatakan, ular dalam unggahan video tersebut memang benar ular jenis Gaboon viper atau Bitis gabonica.

Selain itu, ular gaboon viper merupakan salah satu jenis viper yang berbisa di dunia.

"Berhubung berbisa ya jelas berbahaya walaupun hewan ini sebenarnya agak pasif apalagi kalau jadi bintang peliharaan. Kita tidak punya anti bisanya," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (5/4/203).

Mirza menjelaskan, gaboon viper bukanlah ular asli Indonesia.

Baca juga: Menangani Gigitan Ular Kobra, Apa yang Harus Dilakukan?

Gaboon viper adalah ular asli yang berasal dari Afrika tengah, Afrika timur, dan Afrika barat, terutama di daerah hutan hujan yang lembab.

Sementara itu, untuk populasi ular gaboon viper sepertinya juga cukup baik karena ular tersebut berada di daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature atau lembaga internasional untuk konservasi alam) dan masuk kategori Least Concern atau memiliki risiko rendah akan kepunahan.

Meski begitu, Mirza menyampaikan agar jenis ular tersebut tidak dipopulerkan untuk kemudian dijadikan peliharaan karena mengingat gaboon viper merupakan ular yang berbahaya.

"Saya harap semoga tidak ada yang mempopulerkan jenis ini untuk dijadikan peliharaan," ungkapnya.

Baca juga: 10 Ular Paling Mematikan di Dunia

Memiliki kepala berbentuk segitiga

Dilansir dari National Geographic, gaboon viper adalah salah satu ular terpanjang dan terberat dalam keluarga Viper.

Gaboon viper memiliki penampilan yang unik dan khas yang membedakan mereka dari Viper lainnya, yakni penampilan yang sangat tebal di sekitar tubuhnya.

Ciri khas lainnya dari gaboon viper adalah ular ini memiliki kepala yang berbentuk segitiga, di mana ia menyimpan kantung dan taring serta racun yang besar di dalamnya.

Pada ujung kepala gaboon terdapat satu set sisik memanjang yang berbentuk seperti tanduk, seperti pada badak. Bintik-bintik gelap di sepanjang tubuhnya membuatnya tidak terlihat saat melakukan penyergapan di antara hamparan dedaunan.

Baca juga: Viral, Video Ular Sanca Kepala Dua, Ini Kata Peneliti BRIN

Ular berbisa dengan taring terpanjang 

Gaboon viper merupakan ular yang bersifat soliter dan nokturnal.

Mereka paling aktif di awal malam sekitar matahari terbenam ketika mereka muncul dari tempat persembunyian terpencil untuk mencari makan.

Selain itu, mereka juga memiliki racun kuat yang disalurkan melalui taring yang mengintimidasi yang merupakan taring terpanjang di antara ular berbisa lainnya.

Racun dari gaboon viper mengandung neurotoksin dan hemotoksin yang dapat menghancurkan sel dan pembuluh darah sehingga mereka memasuki tubuh. Sehingga ular ini dimasukkan sebagai hewan salah satu ular berbahaya dan mematikan di seluruh dunia.

Baca juga: Salah Kaprah Tabur Garam untuk Usir Ular, Ini Penjelasannya

Ciri-ciri ular gaboon viper

Dikutip dari Britannica , gaboon viper adalah ular berbisa terberat di Afrika dengan berat yang mencapai 8 kg (18 pon).

Ular jenis ini bisa tumbuh hingga panjang 2 meter (sekitar 7 kaki).

Selain itu, gaboon viper juga memiliki taring terpanjang, yakni dengan panjang hingga 4 cm (1,6 inci).

Gaboon viper memiliki bodi yang kekar berpola tegas dengan panjang persegi dan segitiga bergambar buff, ungu, dan cokelat, yang membuat ular itu tampak seperti beludru.

Pola ini memberikan kamuflase yang sangat baik dan memungkinkan ular ini hampir tidak terlihat di antara daun dan akar lantai hutan.

Baca juga: Bukan Anaconda, Ini Ular Terbesar yang Pernah Ada di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com