Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Anaconda, Ini Ular Terbesar yang Pernah Ada di Dunia

Kompas.com - 12/09/2021, 09:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Ular terbesar yang pernah ditemukan di dunia adalah Titanoboa, ular raksasa dengan panjang diperkirakan 12-13 meter.

Tim ilmuan internasional Kolombia menemukan kerangka parsial ular raksasa Titanoboa Cerrejonensis.

Saat ini kerangka ular tersebut disimpan di Museum Sejarah Alam, Florida.

“Ular yang sangat besar. Benar-benar memicu imajinasi orang, tetapi kenyataan telah melampaui fantasi Hollywood,” ujar ahli paleontologi vertebrata Museum Florida, Jonathan Bloch, dilansir dari laman Museum Florida.

Jason Head, ahli paleontologi di University of Toronto, mengatakan, titanoboa memiliki tubuh yang sangat lebar.

Berat dan panjangnya melebihi ular anaconda yang memiliki panjang 6 meter dengan berat sekitar 200 kg.

Dilansir dari Smithsonian, tengkorak ular hampir tidak pernah ditemukan karena sangat rapuh dan mudah hancur.

Baca juga: Mengenal Ular Titanoboa, Ular Terbesar di Dunia

Oleh sebab itu, hampir tidak mungkin membuat gambaran secara akurat dan jelas mengenai ular titanoboa ini.

Namun, akhirnya para ahli berhasil mengungkap fragmen dari tiga tengkorak titanoboa. Hal ini memudahkan mereka mengetahui rupa dari ular raksasa itu.

"Ular ini memiliki berat mencapai 1,25 ton, hidup di Zaman Paleosen, periode 10 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus," ujar Bloch.

Tidak hanya itu, selama ekspedisi para ilmuwan juga menemukan banyak kerangka kura-kura raksasa dan kerabat buaya primitif yang sudah punah, serta kemungkinan dimangsa oleh ular titanoboa.

“Sebelumnya, tidak ada fosil vertebrata yang ditemukan antara 65-55 juta tahun yang lalu di Amerika Selatan yang tropis. (Penemuan) ini membuat kami memiliki pemahaman tentang seperti apa kehidupan di Neotropis utara,” kata Bloch.

“Sekarang kita memiliki jendela ke waktu tepat setelah dinosaurus punah dan benar-benar dapat melihat seperti apa hewan yang menggantikan mereka,” imbuhnya.

Bloch menjelaskan, dimensi ular titanoboa menunjukkan suhu wilayah khatulistiwa jauh lebih tinggi pada zaman dahulu.

Hal ini karena ukuran tubuh ular dan hewan berdarah dingin lainnya ditentukan oleh suhu di lingkungan mereka tinggal.

Baca juga: Waspada Ular Masuk ke Rumah, Ini Tandanya

“Jika melihat hewan berdarah dingin dan penyebarannya saat ini, yang besar berada di daerah tropis, tempat terpanas, dan akan ukurannya akan semakin kecil jika semakin jauh dari khatulistiwa,” ucapnya.

Berdasarkan ukuran tubuh ular titanoboa, tim ilmuwan mampu memperkirakan suhu tahunan rata-rata di khatulistiwa Amerika Selatan 60 juta tahun yang lalu, yakni 91 derajat fahrenheit.

(Sumber: Kompas.com Penulis Lulu Lukyani | Editor Lulu Lukyani)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com