Salah satu warna yang dipakai pelayan liturgi adalah merah. Warna ini menyimbolkan pengorbanan berupa darah dan kemartiran atau mati karena iman.
Pada Jumat Agung, warna liturgi yang digunakan adalah merah.
"Karena pada hari itu, Yesus ditangkap, didera, disiksa, disalib, ditikam, dan akhirnya mati di salib karena ketaatan-Nya kepada Bapa di surga dan karena cinta-Nya kepada manusia," jelas Pastor Ote.
Baca juga: Sejarah Paskah dan Perayaannya di Indonesia
Konferensi Waligereja Amerika Serikat (USCCB) menjelaskan, ada empat warna utama liturgi, yaitu putih, merah, hijau, dan violet (ungu).
Berikut daftar warna-warna liturgi yang ada:
Waktu penggunaan: Natal; Paskah; perayaan Tuhan, Maria, Malaikat, dan Orang Suci yang bukan Martir; perayaan Tritunggal Mahakudus (Minggu setelah Pentakosta), Semua Orang Suci (1 November), dan Kelahiran St. Yohanes Pembaptis (24 Juni); pesta Pertobatan Santo Paulus (25 Januari), Tahta Santo Petrus (22 Februari); dan pesta Santo Yohanes (27 Desember).
Waktu penggunaan: Minggu Palem, Jumat Agung, dan Minggu Pentakosta; perayaan Sengsara Tuhan, para Rasul, dan para Penginjil; perayaan Martir.
Waktu penggunaan: digunakan sepanjang tahun antara Paskah dan Adven serta antara Natal dan Prapaskah.
Waktu penggunaan: Adven dan Prapaskah; Misa untuk Orang Mati
Selain itu, ada juga warna Merah muda (Matahari Ketiga Adven dan Matahari Keempat Prapaskah), hitam (Misa untuk Orang Mati), serta emas atau perak (perayaan lebih khusyuk seperti Natal dan Paskah).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.