Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Hujan Es di Toraja Utara, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 04/04/2023, 16:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan adanya hujan es di Tondon, Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan ramai di media sosial.

Unggahan tersebut bermula dari akun Instagram ini yang didapatkan dari salah seorang warganet dengan akun Instagram @zx.crell.

"Silahkan kak yang butuh es batu buat tambahan minuman berbuka nya. Fenomena hujan es di sekitaran Tondon, Toraja Utara. Video kiriman @zx.crell #infotoraja #toraja," tulis pengunggah.

Baca juga: Fenomena Hujan Es di Sejumlah Wilayah, Apa Penyebabnya?

Saat dikonfirmasi, pemilik akun @zx.crell yang bernama Sirel tersebut mengatakan bahwa benar yang mengambil video tersebut adalah dirinya.

Ia menyampaikan bahwa hujan es tersebut terjadi pada Senin (3/4/2023) pukul 15.50 Wita.

"Iya, itu benar saya yang mengambil video kemarin sore, hujan esnya berlangsung sekitar 30 menit," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (4/4/2023)

Pengunggah mengatakan bahwa lokasi hujan es tersebut berada di sekitar Kecamatan Tondon dan Kecamatan Tallunglipu di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Hingga Selasa (4/4/2023) siang, unggahan video tersebut sudah disukai sebanyak 2.561 kali dan mendapatkan 26 komentar dari warganet.

Baca juga: Siklon Tropis Herman Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia, sampai Kapan Terjadi?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Info Toraja Official (@infotoraja)

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengungkapkan, fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam skala lokal.

Fenomena hujan es ditandai dengan jatuhan butiran es dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.

"Fenomena hujan es dapat terjadi karena adanya pola konvektifitas (mekanisme yang menyebabkan terjadinya pembentukan awan) di atmosfer yang signifikan dalam skala lokal-regional," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Selain Indah, Embun Es di Dieng Juga Bermanfaat bagi Petani, Simak Penjelasannya...

Miming menjelaskan, hujan es terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi yang menjulang tinggi.

Ini bisa menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut. Sehingga hal itu dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.

"Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan Cb atau yang dikenal dengan istilah downdraft," katanya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Warga Israel Ramai-ramai Rusak Bantuan Indomie untuk Warga Gaza, AS dan Inggris Murka

Warga Israel Ramai-ramai Rusak Bantuan Indomie untuk Warga Gaza, AS dan Inggris Murka

Tren
Mengapa DM Instagram Tidak Bisa Dibuka? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa DM Instagram Tidak Bisa Dibuka? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Cara Beli dan Harga Tiket Indonesia Vs Irak dan Filipina Kualifikasi Piala Dunia 2026

Cara Beli dan Harga Tiket Indonesia Vs Irak dan Filipina Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Obat China Dinilai Ampuh Atasi Masalah Kesehatan, Ini Menurut BPOM

Obat China Dinilai Ampuh Atasi Masalah Kesehatan, Ini Menurut BPOM

Tren
Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Tren
Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Tren
Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Tren
Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com