"Seperti pencuci baju atau piring, petani atau pekerja kebun, dan orang yang higiene sanitasinya kurang," ujarnya.
Selain itu, orang-orang dengan gangguan vasukalirisasi perifer, adanya penyakit lain di sekitar kuku juga bisa menjadi pemicu rusaknya kuku itu sendiri, seperti psoriasis, ekzema, infeksi bakteri, virus, atau parasit.
Baca juga: Kenali Tanda Gejala Kolesterol Tinggi yang Muncul di Kuku, Apa Saja?
Menurut Ismiralda, ada ciri-ciri dari kelainan kuku akibat jamur.
Biasanya dapat berupa kuku kusam dan rapuh, kuku berubah warna, kuku menebal, atau semakin tipis akibat terkikis jamur.
"Bahkan beberapa kasus bisa menyebabkan kuku lepas dari dasar kukunya, bahkan bisa disertai infeksi daerah tepian kukunya (paronikia)," ujarnya.
Selain itu, penggunaan alat-alat nail arts juga bisa memicu kuku jamur dan infeksi pada kuku.
Nail arts atau menicure pedicure yang menggunakan alat bersama-sama tanpa dilakukan sterilisasi yang baik akan menjadi perantara penularan infeksi dari satu orang ke orang lain.
"Bahkan tidak hanya infeksi jamur, infeksi-infeksi lainnya juga berisiko ditularkan ke orang lain jika alat-alat tersebut tidak disterilisasi dengan baik dan benar terlebih dahulu," ungkapnya.
Baca juga: Ramai soal Muncul Bintik Putih pada Kuku, Apa Penyebabnya? Ini Kata Dokter
"Jika kurang dari 3 jari, biasanya cukup diberikan obat oles atau salep khusus anti jamur seperti cat kuku, namun jika jamur kukunya lebih dari 3 jari, maka harus menggunakan obat anti jamur yang diminum selama 4-6 bulan," katanya.
Selain itu, Ismiralda melanjutkan, kondisi kuku yang sudah benar-benar rusak lebih baik dilakukan pencabutan kuku.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian anti jamur agar kukunya bisa tumbuh dengan baik.
"Infeksi jamur hanya sebatas permukaan saja dan masih bisa tumbuh kembali seperti normal. Sedangkan untuk kesulitan kuku tumbuh itu terjadi apabila sudah timbul komplikasi infeksi bakter lebih dalam," tambahnya.
Baca juga: Mengapa Kuku Tangan Lebih Cepat Panjang daripada Kuku Kaki?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.