Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Dibunuh Mantan Kekasih dengan Kloset, Komnas: Superioritas Maskulin Mendorong Femisida

Kompas.com - 12/02/2023, 07:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pria berinisial RA (21) membunuh mantan pacarnya, gadis berinisial E asal Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pada Rabu (8/2/2023).

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (10/2/2023), peristiwa nahas ini terjadi saat keduanya terlibat cekcok.

RA yang marah kemudian membunuh perempuan 22 tahun itu dengan cara menghantam lehernya menggunakan kloset di semak-semak dekat Jalan Stadion Badak Pandeglang, Banten.

Pelaku mengaku cemburu

Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Shilton mengatakan, pembunuhan dilatarbelakangi rasa cemburu pelaku.

"Jadi pelaku dan korban ini saling kenal, pernah pacaran 4 tahun, belakangan sempat putus ada masalah, dan korban punya pacar lagi, diduga pelaku cemburu," tutur dia.

Kronologi pembunuhan bermula saat pelaku selesai menyetrum ikan di Sungai Balapunah dekat Stadion Badak, pukul 22.00 WIB malam.

"Saat mau pulang ke rumah, di jalan ketemu korban, lalu diminta berhenti untuk ngobrol dan terjadi cekcok," ungkap Shilton.

RA yang emosi kemudian mencekik leher dan menutup mulut korban hingga terjatuh. E sempat melakukan perlawanan dengan menggigit tangan pelaku, tetapi tetap kalah tenaga.

"Saat korban lemas, pelaku memukul korban dua kali dengan menggunakan pecahan kloset hingga lehernya sobek," kata dia.

Usai melakukan pembunuhan, pelaku kemudian kabur dengan membawa laptop serta ponsel korban. Sementara sepeda motor korban, disembunyikan di semak-semak.

Lantas, bagaimana tanggapan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengenai peristiwa ini?

Baca juga: Detik-detik Pria di Pandeglang Bunuh Mantan Pacar dengan Pecahan Kloset, Pelaku Diduga Cemburu


Masuk dalam ranah femisida

Saat dikonfirmasi, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengaku prihatin bahwa kasus pembunuhan berbasis gender terhadap perempuan atau femisida terus berlangsung.

"Termasuk dalam kasus korban Elisa, yang dibunuh oleh mantan pacar dengan alasan cemburu," ujar Andi kepada Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).

Dilansir dari laman Komnas Perempuan, femisida adalah pembunuhan terhadap perempuan yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung karena jenis kelamin atau gendernya dan berlapis.

Pembunuhan tersebut didorong superioritas, dominasi, hegemoni, agresi, maupun misogini terhadap perempuan, serta rasa memiliki perempuan, ketimpangan relasi kuasa dan kepuasan sadistik.

Definisi ini merupakan sintesa dari definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pelapor Khusus PBB untuk Kekerasan terhadap Perempuan, Deklarasi Wina, UN Women, dan UN ODC.

Menurut Andy, kajian media Komnas Perempuan pada Juni 2021-Juni 2022 menunjukkan, 30 persen alasan femisida adalah cemburu.

Di samping cemburu, ada pula alasan lain termasuk korban tidak mau rujuk, serta pelaku merasa kesal dan/atau tersinggung.

"Rasa superioritas maskulin, kepemilikan yang berlebihan, dan kebencian pada perempuan menjadi faktor pendorong tindak femisida itu," ungkap Andy.

Baca juga: 5 Tahun Jalin Asmara lalu Putus, Riko Nekat Renggut Nyawa Elisa karena Sakit Hati, Kini Pelaku Menyesal: Saya Khilaf

Halaman:

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com