Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Faktor Risiko Asam Urat, Bisa Sebabkan Komplikasi

Kompas.com - 08/02/2023, 16:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Asam urat berulang atau kambuh

Beberapa orang mungkin tidak pernah mengalami tanda dan gejala asam urat lagi. Orang lain mungkin mengalami asam urat beberapa kali setiap tahun.

Obat-obatan dapat membantu mencegah serangan asam urat pada orang dengan mengalami kondisi asam urat berulang. Jika tidak diobati, asam urat dapat menyebabkan erosi dan kerusakan sendi.

Asam urat tingkat lanjut

Asam urat yang tidak diobati dapat menyebabkan endapan kristal urat terbentuk di bawah kulit dalam nodul yang disebut tophi (TOE-fie).

Tophi dapat berkembang di beberapa area, seperti jari, tangan, kaki, siku, atau tendon Achilles di sepanjang punggung pergelangan kaki Anda.

Tophi biasanya tidak menyakitkan, tetapi bisa menjadi bengkak dan lunak selama serangan asam urat.

Batu ginjal

Kristal urat dapat terkumpul di saluran kemih penderita asam urat dan akhirnya menyebabkan penyakit batu ginjal.

Baca juga: 6 Sayuran Penurun Asam Urat, Rendah Purin dan Kaya Nutrisi

Makanan apa yang bisa menyebabkan asam urat?

Dilansir dari Verywellhealth, makanan yang berkontribusi terhadap serangan asam urat antara lain:

  • Makanan tinggi purin dianggap sebagai faktor risiko utama asam urat. Ini termasuk makanan seperti jeroan, bacon, daging sapi muda, dan jenis makanan laut tertentu.
  • Alkohol sangat bermasalah karena dibuat dengan ragi pembuat bir, bahan dengan kandungan purin yang sangat tinggi. Tetapi segala bentuk alkohol pada umumnya dapat meningkatkan risiko serangan asam urat.
  • Minuman tinggi fruktosa, termasuk soda dan minuman buah manis, dapat menyebabkan hiperurisemia karena gula pekat mengganggu ekskresi asam urat dari ginjal.

Baca juga: Gejala Asam Urat pada Anak dan Cara Mengatasinya

Bagaimana cara mengelola asam urat?

Dikutip dari CDC, asam urat dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan aktivitas lainnya.

Untuk itu, penting bagi Anda penderita asam urat untuk mengetahui bagaimana cara mengelola asam usat. Berikut di antaranya:

Makan makanan yang sehat

Hindari makanan yang dapat memicu asam urat, termasuk makanan tinggi purin (seperti diet kaya daging merah, jeroan, dan makanan laut), dan batasi asupan alkohol (terutama bir dan minuman keras).

 

Lakukan aktivitas fisik secara teratur

Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa setidaknya melakukan 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang. Aktivitas sedang yang direkomendasikan termasuk berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.

Bicaralah dengan dokter

Salah satu cara pencegahan asam urat adalah dengan rutin berkonsultasi dengan dokter. Anda bisa mengikuti rencana perawatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk mencegah asam urat kambuh.

Menurunkan berat badan

Bagi orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan pada persendian, terutama persendian yang menahan beban seperti pinggul dan lutut.

Menurunkan berat badan bisa mempertahankan berat badan yang sehat dan menghilangkan rasa sakit, meningkatkan fungsi, dan memperlambat perkembangan radang sendi.

Lindungi persendian Anda

Cedera sendi dapat menyebabkan atau memperburuk radang sendi. Pilihlah aktivitas yang ringan pada persendian seperti berjalan kaki, bersepeda, dan berenang.

Aktivitas berdampak rendah ini memiliki risiko cedera yang rendah dan tidak memberi terlalu banyak tekanan pada persendian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com