Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gejala Kanker pada Anak, Penurunan Berat Badan hingga Demam

Kompas.com - 06/02/2023, 14:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker adalah salah satu penyakit yang ditandai dengan berkembangkan sel abnormal dalam tubuh. Sel kanker ini merusak dan mengambil nutrisi di tubuh seseorang.

Tak hanya menyerang orang tua dan dewasa, kanker juga bisa menyerang anak-anak. Kanker pada anak dipicu oleh adanya mutasi gen.

Hal tersebut menyebabkan perubahan DNA dari sel tubuh sejak dilahirkan, atau bahkan saat anak masih dalam kandungan.

Kelainan genetik dalam keluarga seperti down syndrome dan sindrom familial lainnya dapat meningkatkan risiko kanker pada anak.

Sangat jarang kasus kanker pada anak yang disebabkan karena orang tua memiliki gen kanker, tetapi mutasi gen dapat terjadi akibat radiasi dan paparan rokok saat anak masih dalam kandungan.

Lantas, apa saja gejala kanker pada anak?

Baca juga: 6 Jenis Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker, Apa Saja?

Gejala kanker pada anak

Dilansir dari Antara, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI Teny Tjitra Sari mengatakan, terdapat beberapa gejala umum yang menandai adanya perkembangkan sel kanker dalam tubuh.

Berikut 11 tanda gejala kanker pada anak:

  1. Penurunan berat badan terus menerus tanpa penyebab yang pasti
  2. Nyeri kepala (dengan atau tanpa muntah)
  3. Pembengkakan dan nyeri pada sendi, punggung, atau kaki
  4. Benjolan atau massa pada perut, kepala, leher, dada, dan panggul
  5. Memar, ruam, atau pendarahan berlebihan
  6. Demam terus menerus
  7. Infeksi yang menetap
  8. Keputihan di belakang pupil mata
  9. Mual atau muntah
  10. Selalu merasa lelah yang berlebihan
  11. Perubahan pada mata atau penglihatan.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia 2023, 7 Kesalahpahaman tentang Kanker

 

Gejala khusus kanker pada anak

Selain ditandai sederet gejala di atas, kanker pada anak juga bisa ditandai dengan munculnya gejala khusus.

Gejala khusus ini muncul sesuai dengan jenis kanker yang diderita.

Berikut beberapa gejala khusus sesuai dengan jenis kanker yang diderita anak:

1. Kanker darah (leukimia)

  • Pucat
  • Lemah
  • Rewel
  • Penurunan nafsu makan
  • Demam tanpa sebab
  • Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar
  • Terjadi pendarahan
  • Nyeri tulang
  • Skrotum membesar.

2. Kanker saraf mata (retinoblastoma)

  • Manik mata putih
  • Mata juling dan merah
  • Pembesaran bola mata
  • Pengelihatan menjadi buram.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia 2023: Sejarah, Tema, dan Twibbonnya

3. Kanker tulang (osteosarkoma)

  • Nyeri tulang
  • Pembengkakan hingga patah tulang.

4. Kanker kelenjar (limfoma)

  • Pembengkakan kelenjar
  • Sesak napas
  • Demam
  • Keringat muncul di makam hari
  • Lemah dan lesu
  • Penurunan nafsu makan
  • Penurunan berat badan.

5. Kanker nasofarung

  • Muncul tumor antara hidung dan tenggorokan.

Baca juga: 13 Gejala Kanker yang Sering Diabaikan

 

Tidak bisa dicegah

Dilansir dari Kompas.com (4/2/2023), kanker pada anak tidak dapat dicegah.

Kendati demikian, pola hidup dan konsumsi makanan sehat sebaiknya diberikan kepada anak untuk mencegah pertumbuhan kanker pada saat dewasa.

Tak hanya berfokus pada anak, pencegahan kanker juga bisa dilkaukan lewat peran orang tua.

Orang tua bisa mengajak anaknya untuk mengecek kondisi kesehatannya secara berkala.

Cara ini bisa dilakukan untuk pencegahan risiko kanker secara dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com