Sementara itu, Bupati Sukoharjo Etik Suryani berharap agar tidak dibangun jalan tol di wilayahnya, tetapi jalan arteri atau ring road.
Pasalnya, masyarakat yang terkena dampak masih bisa melakukan aktivitas ekonomi jika yang dibangun adalah jalan arteri.
"Kalau bisa ya ring road atau arteri ya. Jadi masyarakat bisa berinvestasi, kota berkembang, dan ekonomi juga bisa jalan. Kalau tol kan ndak bisa. Itu harapan kami," ungkap dia.
Baca juga: Benarkah Jalan Tol Kita Tidak Aman?
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten Widiyanti mengatakan, sebagian besar wilayahnya yang terdampak pembangunan jalan tol Lingkar Timur-Selatan Solo adalah persawahan.
Menurutnya, lahan persawahan yang bakal kena dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo ini setiap tahunnya bisa menyumbang produksi 330 ton beras.
Dengan demikian, diperkirakan produksi beras di Klaten bakal berkurang akibat adanya tol tersebut.
"Tapi, nanti dampaknya kan kita hitung sejauh mana, solusinya seperti apa kan nanti kita hitung kalau sudah pasti. Jangan sampai kita hiruk pikuk," kata dia.
Baca juga: Tak Boleh Sembarang Berhenti, Ini Aturan dan Larangan di Jalan Tol
(Sumber: Kompas.com/Labib Zamani, Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Dita Angga Rusiana)