Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Makan Nasi Putih Sama Saja dengan Makan Gula, Benarkah?

Kompas.com - 31/12/2022, 18:01 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut bahwa makan semangkuk nasi sama saja dengan mengonsumsi 2-3 sendok makan gula pasir, ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Unggahan yang diunggah oleh akun Instagram itu bernarasi solusi dari perut buncit serta untuk mengatasi penyakit adalah dengan berhenti makan nasi.

"Siapa tau lupa, makan nasi putih pulen dan hangat sama persis seperti makan gula pasir," tertulis dalam foto unggahan pengunggah tersebut.

Berikut isi caption-nya:

"Bahkan semangkuk nasi sama saja seperti menelan 2-3 sdm gula pasir sekaligus! Sekarang kalian tau khan penyakit & perut buncit itu datangnya dari mana.
Solusinya? Stop makan nasi putih. Itu akan membereskan banyak sekali masalah kesehatan yang bisa timbul dari konsumsi nasi putih yang terus menerus.Mau kalian bilang makan nasi putih sudah jadi “budaya” kita orang Indonesia atau mau dicuekin sekalipun, ujung-ujungnya kalian sendiri yang akan kena kencing manis, kolesterol tinggi, fatty liver, dan obesitas sentral kalau tidak mau berubah.Ingat, kalian mau komplain apapun, jawaban saya tetap sama, yaitu nasi putih TIDAK PERLU dikonsumsi. Jangan dikurangi porsinya, tapi hilangkan atau gantikan sepenuhnya dengan karbohidrat kompleks yang lain," ujar keterangan dari postingan yang ramai tersebut

Lantas, benarkah makan nasi putih sama saja dengan makan gula pasir?

Simak, penjelasan ahli gizi berikut:

Baca juga: Benarkah Nasi Putih Mengandung Banyak Gula?

Penjelasan ahli gizi

Menjawab pertanyaan tersebut, Kompas.com menghubungi ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen.

Tan menjelaskan, makan nasi putih tidak sama dengan makan gula pasir.

Ia mengatakan, beras merupakan karbohidrat kompleks. Sementara gula pasir merupakan karbohidrat simpleks.

"Walaupun saya bukan penganjur nasi putih, tapi tolong ingat beras itu karbo kompleks dan gula pasir itu karbo simpleks," ujar Tan, saat dihubungi Kompas.com, sabtu (31/12/2022).

Dokter Tan menjelaskan bahwa pada gula, nol kandungan gizinya. Namun, pada nasi putih masih terdapat sejumlah kandungan gizi.

Dalam 100 gram nasi putih terkandung berbagai kandungan gizi, seperti:

  • Air : 56,7 g
  • Energi: 180 Kal
  • Protein: 3,0 g
  • Lemak: 0,3 g
  • Karbohidrat: 39,8 g
  • Serat: 0,2 g
  • Abu: 0,2 g
  • Kalsium: 25 g
  • Fosfor: 27 g
  • Besi: 0,4 g
  • Natrium: 1 mg
  • Kalium: 38,0 mg
  • Tembaga: 0,10 mg
  • Seng: 0,6 mg

Tan menjelaskan, karbohidrat kompleks memiliki rantai molekul gula yang panjang, sehingga tubuh memerlukan waktu lebih lama bagi untuk mencerna dan menyerapnya.

Akibatnya, saat konsumsi karbohidrat kompleks, tidak timbul lonjakan kadar gula dalam darah dalam waktu cepat.

Menurutnya, gula merupakan karbohidrat simpleks, karena hanya terdiri satu gugus molekul saja, yakni glukosa. Tak ada yang lainnya.

Baca juga: Berapa Lama Nasi Bisa Disimpan di Kulkas?

Apakah nasi putih sebabkan penyakit dan perut buncit?

Menjawab soal anggapan nasi putih dapat menyebabkan penyakit dan perut buncit, Tan tidak membenarkan hal tersebut.

"Tidak benar," ujarnya.

Dia mengatakan, jika memiliki penyakit maupun perut buncit, maka yang harus ditelusuri adalah total seluruh asupan sehari-hari dan olah raganya.

"Dalam kesehatan tidak ada 1 kontributor murni tertuduh utama," terangnya.

Tan menjelaskan, pada dasarnya beras maupun gula bisa membuat gula darah naik, tetapi karbohidrat simplekslah yang akan sangat cepat.

Dia mengatakan, konsumsi nasi pulen dan hangat tak akan menjadi masalah bagi kesehatan, selama yang bersangkutan tak berisiko mengalami diabetes ataupun kegemukan.

Namun, jika memiliki risiko, maka sebaiknya membatasi.

Lebih lanjut, bagi yang ingin tetap sehat dan tak memiliki perut buncit, maka yang bisa dilakukan adalah mengikuti pola makan seimbang.

Selain itu, singkirkan cara masak yang tidak sehat termasuk digoreng.

"Batasi gula, garam, lemak. Olahraga 30 menit setiap hari," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com