KOMPAS.com - Sebuah unggahan video memperlihatkan air di dalam sebuah botol mineral langsung membeku dalam hitungan detik di tengah cuaca bersalju, viral di Twitter pada Minggu (25/12/2022).
Unggahan tersebut diunggah oleh akun ini dan sudah mendapat 42,2 juta kali penayangan serta di-likes sebanyak 423,4 ribu kali hingga Jumat (30/12/2022).
"Bro, rekamlah ini adalah momen yang jarang terjadi dalam sejarah," tulis pengunggah.
Dalam unggahannya, pengunggah terlihat memegang sebotol air mineral yang sudah dibuka tutupnya dan membawanya keluar ruangan di cuaca yang sedang bersalju.
Tak perlu hitungan menit, air dalam botol mineral yang dipegang pengunggah langsung membeku dalam hitungan detik saja.
"Ini suhunya minus 6 derajat, jika aku menuangkan air ini, air ini akan membeku atau hanya..." ujar dia.
"Bisakah Anda melihat itu," tambah pengunggah sembari memperlihatkan air dalam botok mineral yang langsung membeku.
Lantas, bagaimana penjelasan ahli perihal cepatnya air membeku di tengah cuaca bersalju?
Baca juga: Penjelasan BRIN soal Fenomena Air Mineral Kemasan Gelas Langsung Membeku dalam Sekali Entak
Kompas.com bertanya ke peneliti di Pusat Riset Kimia Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hafiizh Prasetia dan rekan peneliti lain perihal cepatnya air yang membeku di tengah cuaca dingin.
Dia menjelaskan bahwa perubahan dari air ke es dalam hitungan detik seperti yang diunggah pengunggah adalah fenomena supercooled water.
Suhu cairan, kata dia, berada di bawah titik beku normalnya, tetapi cairan itu masih belum berubah menjadi padat.
"Hal itu (terjadi) karena (air) membutuhkan sesuatu untuk memulai proses pembekuan," kata Hafiizh, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/12/12022).
"Dan mendorong sejumlah kecil molekul cairan untuk berkumpul bersama dalam susunan yang teratur, seperti yang mereka lakukan dalam kristal."
"Alih-alih bergerak sendiri-sendiri seperti yang mereka lakukan dalam cairan," sambung dia.
Baca juga: Hujan Salju Lebat di Jepang Tewaskan 17 Orang
Hafiizh menambahkan, ada juga proses nukleasi karena muncul dorongan terhadap molekul-molekul untuk membentuk inti seperti kristal.
"Yang kemudian dapat ditempelkan oleh molekul lainnya," kata dia.
Dalam hal ini, air yang sudah berada dalam titik beku, namun tidak membeku alias belum dalam kondisi padat bisa terjadi karena satu sebab.
Normalnya, untuk membentuk es diperlukan titik nukleasi atau nucleation point, yaitu suatu titik di mana kristal es mulai terbentuk.
Dalam keadaan normal, lanjut Hafiizh, air biasanya mengandung impurities atau pengotor seperti padatan debu yang bisa jadi titik nukleasi untuk pertumbuhan kristal es.
"Nah, dalam air yang sangat murni seperti air mineral kemasan, impurities itu biasanya minim keberadaannya," jelas dia.
Baca juga: Benarkah Pencairan Es di Kutub Tak Akan Meningkatkan Volume Air Laut? Ini Kata Ahli
Berkaitan dengan video viral tersebut, Hafiizh mengatakan bahwa air mineral yang dibawa keluar pada saat salju turun, tutup dibuka, dan ada salju masuk serta terkena air dapat men-trigger proses kristalisasi.
"Makanya proses kristalisasi nya mulai dari atas (tempat kontak dengan salju) terus menyebar ke bawah," pungkas Hafiizh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.