Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid-19 Omicron Merenggut Nyawa Anak-anak Sehat di Jepang

Kompas.com - 27/12/2022, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Varian virus corona Covid-19 Omicron merenggut nyawa anak-anak Jepang yang awalnya sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit bawaan. 

Dikutip dari JapanTimes, sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa, sekitar setengah dari bayi dan anak yang meninggal akibat Covid-19 tersebut, tak memiliki kondisi medis yang mendasarinya.

Kasus Covid-19 meningkat di Jepang sejak akhir Oktober 2022. Kementerian Kesehatan menyebut total ada 257.000 kasus infeksi Covid-19 dalam periode seminggu terakhir.

Di sisi lain, kasus kematian anak juga meningkat menjadi 41 kasus dalam delapan bulan pertama sepanjang tahun 2022.

Baca juga: Tesla Hentikan Produksi di Pabrik China Terjerat Kasus Covid-19

Sentra vaksinasi yang diselenggarakan BCA di Jakarta Timur, Kamis (20/1/2022). Sentra vaksinasi BCA untuk mendukung program vaksin booster dan vaksin anak 17-22 Januari 2022.BCA Sentra vaksinasi yang diselenggarakan BCA di Jakarta Timur, Kamis (20/1/2022). Sentra vaksinasi BCA untuk mendukung program vaksin booster dan vaksin anak 17-22 Januari 2022.

Kasus kematian anak karena Covid-19 di Jepang

Jumlah anak yang meninggal karena Covid-19 naik dari periode akhir tahun sebelumnya. Saat itu hanya ada tiga pasien Covid-19 anak yang meninggal sebelum varian Omicron menyebar.

Analisis terhadap 29 dari 41 kematian menunjukkan bahwa 14 kasus pasien memiliki gangguan sistem saraf pusat, memiliki penyakit bawaan atau kondisi lain.

Namun 15 sisanya tak memiliki penyakit bawaan atau kondisi yang mendasarinya.

Dari 15 orang ini, empat orang yang berusia kurang dari 12 bulan, dua di antaranya berusia 1 hingga 4 tahun, sedangkan sembilan anak berusia 5 tahun atau lebih.

Sejumlah pasien tersebut tiba di rumah sakit dengan keadaan demam atau gangguan kesadaran.

Sementara lebih dari 60 persen dari mereka meninggal dalam waktu seminggu usai gejala Covid-19 muncul.

Baca juga: Naik Lagi, Covid-19 di China Mencapai 1 Juta Kasus dalam 24 Jam

 

Kenaikan saat kasus flu dan vaksinasi Covid-19

Kasus merebaknya Omicron juga tengah mendapat perhatian karena kekhawatiran adanya serangan bersamaan dengan flu.

Jumlah kasus flu di Jepang naik sekitar 35 kali dibandingkan periode kedua Desember tahun sebelumnya.

Profesor di fakultas Kedokteran Universitas St. Marianna di Kawasaki, Prefektur Kanagawa,Tomohiro Katsuta mengatakan bahwa vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah anak-anak terinfeksi Covid-19.

"Orang tua harus mendapatkan informasi yang akurat tentang kemanjuran vaksin dan efek samping untuk memutuskan apakah akan memvaksinasi anaknya dibandingkan mengesampingkan opsi vaksin karena khawatir tentang vaksinasi," ujarnya.

Katsusa juga menambahkan karena adanya kekhawatiran mengenai wabah flu musim dingin, dirinya juga menekankan bahwa bayi dan anak-anak juga harus menerima suntikan flu.

Menurutnya hal ini karena flu bisa menyebabkan ensefalopati.

Ia juga mengimbau agar orang tua dan anak-anak tak masuk sekolah saat merasa tak enak badan.

Baca juga: Mungkinkah Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di China Picu Mutasi Baru?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com