Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Cerita Wisatawan Terdampar di Karimunjawa dan Tak Bisa Pulang, Ini Kata Kemenhub

Kompas.com - 26/12/2022, 18:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cesa Rosendi (32) mengaku terjebak di Pulau Karimunjawa akibat gelombang tinggi.

Dia bersama dengan 318 wisatawan terdampar di Pulau Karimunjawa karena Kapal Pelni yang seharusnya menjemputnya tidak bisa beroperasi.

Melalui twit yang diunggah pada Minggu (25/12/2022), Cesa membagikan pengalamannya selama tertahan di Pulau Karimunjawa itu.

Kompas.com telah mendapatkan izin untuk mnegutip twit tersebut pada Senin (26/12/2022).

Baca juga: Gelombang Tinggi Terjang Pantai Selatan Yogyakarta, Ini Imbauan untuk Masyarakat

Persediaan makanan menipis

Cesa mengatakan bahwa dirinya terjebak di Pulau Karimunjawa bersama dengan turis lokal dan asing.

Selama penantian kapal penjemputan itu, dia tinggal di hotel yang terpaksa berhenti menyajikan makanan dengan alasan tidak ada kapal yang datang.

Hal serupa juga disampaikan oleh para pedagang di sekitar. Mereka mengeluhkan harus menutup dagangannya karena sudah tidak memiliki bahan baku yang bisa diolah atau dijual.

Di sisi lain, Cesa menuturkan bahwa cuaca di sekitar Pulau Karimunjawa memang cukup buruk. Ditambah dengan persediaan bahan makanannya mulai menipis.

Semula, Cesa juga sempat khawatir karena ia mendapatkan informasi bahwa kapal akan kembali berlabuh di Pulau Karimunjawa pada awal Januari 2023.

Artinya, kurang lebih 11 hari dia harus bertahan dengan makanan pokok yang mulai menipis terhitung sejak 22 Desember 2022.

Baca juga: Pelni Ubah Jadwal Kapal demi Selamatkan 305 Wisatawan yang Terjebak di Karimunjawa

Kondisi tersebut semakin menyulitkan ketika bahan bakar bensin di Pulau Karimunjawa juga mulai langka sejak 23 Desember 2022.

Padahal, bensin sangat diperlukan untuk mobilitas mencari makanan.

"Bensin sangat dibutuhkan di sini karena jarak antar lokasi lumayan berjauhan, sebagai penghubung untuk ke pusat tempat kami mencari makan yaitu sekitar alun-alun Karjaw harus menggunakan motor ataupun taksi mobil di sini," terang dia.

Kendati demikian, Cesa mengaku bahwa ratusan wisawatan yang tertahan dalam kondisi sehat.

"Keadaan kami wisatawan maupun warga Karimun Jawa sebenarnya dalam keadaan sehat-sehat, walaupun cuacanya mengkhawatirkan," ujarnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com