Adapun secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam.
Fenomena ini juga berdampak pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, pada panjang siang dan malam, serta pergantian musim.
"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan," tegas Andi.
Tidak ada larangan keluar rumah
Oleh karena itu, tidak ada larangan bagi manusia untuk keluar rumah saat fenomena solstis.
Berikut sejumlah dampak solstis yang akan terjadi pada 22 Desember 2022 mendatang:
- Panjang siang (dari Matahari terbit ke terbenam) akan lebih panjang daripada panjang malam (dari Matahari terbenam ke terbit) untuk belahan Bumi selatan.
- Panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malam untuk belahan Bumi utara.
- Terjadi fenomena Matahari Tengah Malam atau Midnight Sun di wilayah kutub selatan. Hal ini karena kutub selatan condong ke Matahari, sehingga seluruh bagian kutub disinari Matahari. Panjang siang di wilayah kutub selatan menjadi 24 jam.
- Di wilayah kutub utara akan terjadi fenomena Malam Kutub atau Polar Night. Hal ini karena kutub utara menjauhi Matahari, sehingga seluruh bagian kutub tidak disinari Matahari. Panjang malam di wilayah kutub utara menjadi 24 jam.
- Terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan Bumi selatan, sedangkan di lintang sedang belahan Bumi utara terjadi puncak musim dingin.
- Untuk lintang rendah, baik di belahan Bumi utara maupun belahan Bumi selatan, terjadi puncak musim penghujan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.