Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Duck Syndrome, Terlihat Bahagia padahal Jiwa Teraniaya

Kompas.com - 27/11/2022, 14:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan soal fenomena duck syndrome, viral di media sosial Twitter dan salah satunya diunggah oleh akun ini pada Sabtu (26/11/2022).

Dalam twit tersebut, dijelaskan poin-poin mengenai duck syndrome mulai dari kerap memenuhi ekspektasi tinggi dari lingkungan, ingin terlihat sempurna, hingga mengalami kejadian traumatis.

Unggahan itu menjadi perbincangan warganet di Twitter. Beberapa warganet meninggalkan komentar di unggahan tersebut.

"Ternyata aku sindrom bebek," tulis akun ini

"Saya mengalami hal diatas, memang butuh support sistem dan itu ibu saya sendiri. alhamdulillah dgn beliau saya bisa ngeluh dan ngeluarin isi pikiran saya. ya walau ga semuanya, setidaknya hanya ibu saya manusia yg bisa saya percaya," ucap warganet lain.

Hingga Minggu (27/11/2022), unggahan tersebut telah dibagikan kepada lebih dari 700 akun dan disukai oleh 2.741 pengguna Twitter.

Lantas, apa itu duck syndrome?

Baca juga: Pura-pura Bahagia Padahal Tertekan? Pakar Unair Jelaskan Duck Syndrome

Mengenal duck syndrome

Menurut Medicinenet, duck syndrome adalah kondisi ketika seseorang terlihat sangat tenang namun pada kenyataannya mereka merasa panik karena tuntutan lingkungan.

Duck syndrome bukan merupakan diagnosis kesehatan mental formal. Istilah ini diperkenalkan oleh Stanford University.

Pakar psikologi Universitas Airlangga (Unair), Margaretha Rehulina, S.Psi., G.Dip.Psych., M.Sc., mengatakan bahwa istilah tersebut menggambarkan mahasiswa Stanford di tahun pertama.

Saat itu mereka menampilkan diri seperti bebek, di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat.

"Supaya tidak terlihat kalah, maka mereka harus bersikap seperti bebek yang tenang padahal di balik itu semua sedang mengalami perjuangan, kegelisahan, dan ketakutan," ujarnya, dilansir dari KompasTV.

Umumnya, fenomena ini muncul ketika seseorang sedang berusaha menyesuaikan diri di lingkungan.

Duck syndrome biasanya menimbulkan beberapa hal, seperti depresi, kecemasan, atau tahap awal dari banyak penyakit mental (manifestasi). Biasanya muncul sebagai reaksi terhadap stres.

Baca juga: Terlalu Sering Meminta Maaf, Apakah Anda Terkena Sorry Syndrome?

Jenis duck syndrome

Margaretha menambahkan bahwa dunia klinis tidak menggunakan istilah duck syndrome. Dia menuturkan, duck syndrome bukanlah diagnosa klinis.

Dilansir dari Kompas.com (24/1/2022), ada tiga jenis duck syndrome yang sering dialami oleh orang-orang, diantaranya:

1. Berpura-pura terlihat sukses

Jenis duck syndrome yang kerap dialami orang-orang adalah menampilkan diri di sosial media terlihat glamor, sukses, dan bahagia.

Faktanya, seseorang itu harus berhutang atau bekerja dengan sangat keras.

Untuk menghadapi duck syndrome jenis ini, Margaretha menganjurkan agar orang tersebut belajar untuk menerima diri sendiri.

"Tidak perlu berpura-pura dan menipu diri di sosial media untuk menampilkan kesuksesan walaupun sebenarnya itu bukan gambaran dirinya," terangnya.

2. Mencoba terlihat baik-baik saja

Jenis duck syndrome lainnya yang kerap dialami orang adalah terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya mereka sedang mengalami banyak masalah.

Duck syndrome seperti ini paling berbahaya karena terkait dengan persoalan "mood", seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya.

Jika seseorang mengalami duck syndrome jenis ini, Margaretha menganjutkan agar seseorang itu tidak segan untuk memahami persoalan yang sedang terjadi pada dirinya.

"Kita juga perlu mengajarkan kepada mereka untuk jangan sungkan meminta bantuan," sarannya.

Bantuan tersebut bisa diperoleh dari ahli profesional atau keluarga terdekat untuk membantu menghadapu persoalan tersebut.

3. Membandingkan diri dengan orang lain

Jenis duck syndrome berikutnya adalah membandingkan diri dengan orang lain.

Duck syndrome ini dialami oleh mereka yang di dalam kepalanya ingin berhasil sehingga ia menampilkan dirinya berhasil.

Faktanya, ia justru sangat kewalahan bahkan tidak mampu untuk mencapai tujuannya karena sudah melampaui batas kemampuan.

Akibatnya, dia akan membandingkan diri dengan sesuatu yang di luar kemampuannya.

Baca juga: Apa Itu Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diidap Ruben Onsu?

Halaman:

Terkini Lainnya

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com