Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Perlu Diketahui dari Subvarian Baru Omicron BN.1

Kompas.com - 18/11/2022, 09:22 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Pemodelan oleh Laboratorium Bloom Pusat Kanker Fred Hutchinson di Seattle, Washington, juga memperingatkan subvarian baru kemungkinan lebih baik dalam menghindari kekebalan sebelumnya (melalui vaksinasi atau infeksi alami).

Baca juga: UPDATE Lokasi Vaksin Dosis 1, 2, dan Booster di Wilayah Jakarta

4. Apakah gejala infeksi BN.1 parah?

Meski begitu, para ilmuwan mengatakan bahwa belum ada bukti dan indikasi yang menyebutkan BN.1 menyebabkan gejala berat atau kematian.

Geoghegan menyampaikan, subvarian BN.1 muncul dari evolusi konvergen, di mana spesies yang berbeda dari suatu organisme secara mandiri mengembangkan sifat yang sama, dalam menanggapi tekanan yang sama.

"Kami melihat subvarian ini secara mandiri mengembangkan jenis mutasi yang sama di tempat yang sama, yang berarti mereka jelas memberikan beberapa keuntungan," kata dia.

Baca juga: Jurus Jitu Menghadapi Varian Omicron XBB, Apa Saja?

5. Berapa banyak kasus BN.1 yang terdeteksi sampai hari ini?

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (15/11/2022), sudah ada 225 kasus BN.1 yang terdeteksi di AS hingga saat ini.

Sebagian wilayah yang melaporkan kasusnya yakni di California, New York, dan Florida.

Di Inggris, kasus Omicron BN.1 juga telah dikonfirmasi sebanyak 55 kasus.

Dalam pertemuan Infectious Diseases Society of America akhir pekan lalu, seorang ahli mikrobiologi di CDC, Dr Natalie Thornburg mengatakan bahwa kasus virus tersebut sekarang mungkin berlipat ganda setiap dua minggu.

"Ketidakpastian dalam waktu penggandaan itu sedikit lebih tinggi karena jumlah urutan absolutnya rendah, karena proporsinya rendah," katanya.

Baca juga: Muncul Subvarian Baru Omicron BN.1, Virus Corona Apa Itu?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com