Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

"Kebaya Merah" dan Fenomena Masyarakat Konten

Kompas.com - 10/11/2022, 06:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan demikian pasar calon pemilih begitu riuh diperebutkan partai-partai serta calon presiden dan calon wakil presiden.

Masyarakat pun kini begitu peduli dengan konten-konten yang bersliweran di lini masa. Mereka terlibat aktif.

Kaum ibu-ibu sibuk membuat flashmoob, sang bapak juga rajin membuat parodi, sementara anak-anaknya juga tidak kalah sibuknya membuat konten-konten yang unik.

Tua muda, kaya miskin, tingga di perkotaan atau pedesaan, pengangguran atau pegawai semuanya sibuk berkonten ria.

Berkat terpaan teknologi komunikasi informasi, pola perilaku masyarakat kita begitu berubah. Mereka tidak menutup diri atau malu dengan apa yang diperbuatnya. Apa yang dikerjakan harus diketahui masyarakat.

Menjadi terkenal, berharap viral dan disenangi orang-orang menjadi tujuan orang mengunggah konten yang dibuatnya.

Hal inilah yang dijelaskan mendiang Soerjono Soekanto, dosen saya saat berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) dulu, bahwa setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan.

Perubahan itu bisa berupa pengaruhnya terbatas maupun luas, perubahan yang lambat dan ada perubahan yang berjalan dengan cepat.

Perubahan dapat mengenai nilai dan norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.

Perubahan- perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya teknologi komunikasi informasi yang semakin canggih.

Masih dari dosen legendaris UI lainnya, Selo Soemardjan - saya beruntung karena masih sempat diajar beliau - saya menukil pendapatnya tentang perubahan sosial yang terjadi akibat terpaan teknologi komunikasi informasi.

Perubahan sosial menyangkut segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok- kelompok dalam masyarakat.

Dari pendapat ke dua pendidik ini dapat disimpulkan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat memengaruhi pola interaksi sosial yang dapat bersifat membangun karakter manusia menuju proses yang lebih baik atau malah sebaliknya.

Saya khawatir, fenomena “kebaya merah” akan terus bermunculan di publik tanpa malu dan tanpa risih, sementara para elite dan politisi kita akan semakin rajin mengunggah konten-konten receh tanpa edukasi demi mengejar atensi.

Alih-alih membangun proses pembentukan karakter yang lebih baik, nyatanya karakter yang terbangun bermental buruk.

Imbasnya masyarakat menganggapnya sebagai hal yang wajar. Tidak tahu mana yang loyang, mana yang besi, mana yang natural, dan mana yang dibuat-buat.

“Penyebab rusaknya akal adalah nafsu. Penyebab kesengsaraan adalah cinta dunia. Penyebab fitnah adalah kedengkian. Penyebab perpecahan adalah perselisihan. Penyebab keselamatan adalah diam.” – Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com