Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Picu Lonjakan Kasus Covid-19, Akankah Seburuk Varian Alfa dan Delta?

Kompas.com - 05/11/2022, 13:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan sejak dua pekan terakhir ini.

Dilansir dari laman covid19.go.id, Sabtu (5/11/2022), kasus harian Covid-19 bertambah sebanyak 5.303 dalam 24 jam terakhir.

Dengan begitu, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.512.913 terhitung sejak diumumkannya kasus pertama oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Tingginya kasus aktif diikuti dengan penambahan pasien yang meninggal. Per 5 November 2022 pagi, dilaporkan pasien meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 31 orang sehingga menjadi 158.768.

Tren kenaikan kasus ini terjadi bersamaan dengan mutasi virus corona yang terus terjadi.

Lantas, apakah lonjakan kasus Covid-19 ini akan semakin memburuk?

Baca juga: Update Corona 5 November 2022: Kasus Tembus 5.303, Jakarta Tertinggi

Penjelasan epidemiolog

Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini bisa saja mengkhawatirkan meskipun tidak setinggi varian Alfa dan Delta yang sempat merebak di Indonesia.

"Meskipun tidak setinggi Alfa atau Delta, namun XBB ini membawa risiko proporsional," terang Dicky, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (5/11/2022).

Proporsional artinya, risiko yang akan ada tergantung pada kondisi kesiapan atau mitigasi di wilayah setempat dengan modal imunitas, seperti 3T dan 5M.

Menurutnya, masalah mitigasi Covid-19 ini menjadi penting di tengah lonjakan kasus Covid-19. Sebab jika mitigasi ini diabaikan, akan memperburuk situasi lonjakan kasus.

"Ini yang saya khawatirkan di tengah respons pemerintah maupun masyarakat," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Dicky menganjurkan agar masyarakat segera mendapatkan vaksinasi booster, terutama bagi mereka yang terakhir vaksin sudah 5 atau 6 bulan yang lalu.

Begitupun dengan pemerintah agar segera menyiapkan stok vasinasi Covid-19 yang sempat menipis.

"Pemerintah juga abai, jelas terlihat dari komunikasi yang terlalu optimis tapi kurang membangun kewaspadaan. Termasuk kurangnya ketersediaan vaksin booster," tandas dia.

Baca juga: Gejala Umum Covid-19 Berubah, Apa Saja Gejala Barunya?

Perubahan gejala Covid-19 dan dampaknya

Dicky mengatakan bahwa gejala Covid-19 pada pasien yang sudah mendapatkan booster berbeda dengan gejala Covid-19 pada umumnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com