"Gejala Covid-19 pada pasien booster itu ringan dan bahkan tidak disertai demam. Tapi ada flu dan nyeri tenggorokan," kata dia.
Kendati demikian, hal itu justru dapat memperburuk lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia karena membawa risiko proporsional, terutama kelompok yang rawan.
Kelompok yang rawan di sini adalah mereka yang memiliki modal imunitas rendah, misalnya mengalami masalah dalam kondisi tubuhnya, komorbid, atau lansia.
"Karena bagaimanapun proteksi imunitasnya (kelompok rawan) tidak sebaik anak muda," ucap Dicky.
Bahkan pada anak muda dewasa yang sudah berkali-kali terinfeksi dan ada masalah juga di sisi imunitasnya juga bisa membahayakan.
"XBB ini pada kecenderungan yang sudah 2/3 kali terinfeksi bisa lebih parah. Dan bahkan bisa fatal," tuturnya.
"Artinya apa? Artinya angka kematiannya bisa menjadi tinggi terutama di kelompok-kelompok seperti itu," tandas Dicky.
Baca juga: Ramai, Unggahan Pemberitahuan PJJ di Tengah Lonjakan Covid-19, Ini Kata Kemendikbud
Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini muncul bersamaan dengan mutasi virus corona, yakni varian Omicron XBB dan XBC.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa hingga saat ini kasus Omicron XBB mencapai 4 orang.
XBB merupakan rekombinan subturunan omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75, dengan mutasi di S1 dan 14 mutase tambahan di protein spike BA.2.
Sementara itu, penularan subvarian XBC sudah tersebar di Inggris dan Filipina dengan 193 kasus.
Penularan XBC di Filipina sudah mencapai transmisi lokal dengan kematian mencapai 5 kasus.
"Nah, sekarang XBC dekat juga dari indonesia (di Filipina). Jadi mungkin kita juga harus waspada XBC ini akan masuk," kata Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan, dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/11/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.