Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga soal Tragedi Halloween Itaewon yang Tewaskan 149 Orang

Kompas.com - 30/10/2022, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Itaewon, distrik kosmopolitan populer di Seoul, Korea Selatan menjadi saksi bisu kengerian Festival Halloween pada Sabtu (29/10/2022).

Sebanyak 149 orang dilaporkan meninggal dunia dalam kerumunan pesta itu. Belum jelas penyebab dari tragedi tersebut.

Puluhan ribu orang dengan kostum Halloween telah turun ke distrik itu pada Sabtu malam untuk perayaan Halloween terbesar pertama sejak pembatasan Covid-19 dicabut.

Salah seorang warga setempat memberikan kesaksian terkait kejadian mengerikan ini.

Baca juga: Tragedi Pesta Halloween Itaewon di Korea Selatan, 149 Orang Tewas di Gang Sempit

"Teman saya berkata: sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di luar," kata Jeon Ga-eul (30) yang sedang minum di sebuah bar saat kejadian, dikutip dari The Guardian.

Jeon pun mempertanyakan omongan temannya itu dan langsung keluar bar untuk melihat situasi.

Saat itu, ia melihat sudah ada beberapa warga yang melakukan CPR di trotoar.

Distrik yang diabadikan oleh drama Korea Itaewon Class yang populer pada 2020 ini adalah deretan gang-gang berkelok di kedua sisi jalan utama.

Karena kerumunan yang begitu padat, Jeon mengaku merasa tak aman bahkan sebelum peristiwa itu terjadi.

"Ada begitu banyak orang yang saling dorong dan saya terjebak di antara kerumunan. Awalnya, saya juga tidak bisa keluar," jelas dia.

"Saya merasa seperti kecelakaan pasti akan terjadi," lanjutnya.

Dihadapkan dengan sejumlah besar korban, para petugas meminta warga untuk memberikan pertolongan pertama dan melakukan CPR pada korban di jalan-jalan.

Baca juga: Sejarah Halloween yang Diperingati Tiap Tanggal 31 Oktober

Video tragedi Halloween Itaewon viral di media sosial

Video warga ramai-ramai melakukan CPR pada korban pun banyak beredar di media sosial.

Tubuh para korban meninggal dunia yang terinjak-injak tergeletak berjajar di jalanan.

Ratusan ambulans berbaris di depan rumah sakit Soon Chun Hyang University yang berada di dekat Itaewon dan tempat sejumlah besar korban dibawa.

Meski lokasi telah ditutup oleh polisi, suara musik masih terdengar dari beberapa bar.

Pengunjung yang lewat dengan bingung duduk di trotoar sambil memeriksa ponsel mereka.

Sementara warga lain menghibur diri mereka sendiri dan saling berpelukan, bahkan ketika yang lain terus merayakan Halloween.

"Selalu ramai, tapi belum pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya," kata Ju Young Possamai (24), seorang bartender di distrik Itaewon.

"Saya telah menghadiri banyak pesta Halloween di Korea, tapi saya tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini bisa terjadi di Korea, terutama di Itaewon," sambungnya.

Baca juga: Korban Tewas Tragedi Halloween Itaewon Bertambah Menjadi 146 Orang

Korban tewas mencapai 149 orang

Pengunjung, polisi, dan paramedis berkumpul di lokasi tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022) dini hari. Puluhan orang mengalami gagal jantung setelah berhimpitan di gang sempit untuk merayakan Halloween.AFP/JUNG YEON-JE Pengunjung, polisi, dan paramedis berkumpul di lokasi tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022) dini hari. Puluhan orang mengalami gagal jantung setelah berhimpitan di gang sempit untuk merayakan Halloween.

Dikutip dari Kompas.com, insiden pesta Halloween di Itaewon Korea Selatan menyebabkan 149 orang tewas hingga Sabtu (29/10/2022) malam waktu setempat.

Sebagian besar korban tewas di tragedi Halloween Itaewon adalah remaja berusia 20-an tahun dan dewasa muda.

Pesta Halloween Itaewon berubah mencekam setelah kerumuman besar memadati gang di kawasan kehidupan malam ibu kota Korea Selatan, Seoul, tersebut.

Dikutip dari Reuters, 65 orang terluka dalam insiden ini menurut Choi Sung-beom, kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, dalam konferensi pers di tempat kejadian.

Sebanyak 19 dari yang terluka kondisinya serius dan menerima perawatan darurat, kata para petugas seraya menambahkan bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com