Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imam Abdillah
Mahasiswa Doktoral UIN Syarif Hidayatullah

Pemerhati Sastra dan Politik

Penolakan Pembangunan Rumah Ibadah, Sentimen atau Kritik Sosial?

Kompas.com - 03/10/2022, 09:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kebiasaan-kebiasaan yang tergesa itu ujung-ujungnya hanya semakin memperumit keadaan dan menebalkan persepsi saling curiga.

Pertama-tama, jelas kita perlu menghindar dari pemahaman bahwa akar persoalan penolakan pendirian gereja di Cilegon dan di beberapa daerah di Indonesia disebabkan oleh adanya konflik antar agama atau sentimen Islam terhadap Kristen.

Penolakan tersebut tidak bersumber dari ajaran Islam. Karena memang tidak ditemukan secara qoth’i baik dalam Al Quran maupun sunah.

Bahkan pernah suatu ketika sahabat Nabi yakni Umar bin Khattab tatkala berhasil memasuki Yerusalem, dia menolak untuk melaksanakan shalat di dalam gereja.

Alasannya, bukan karena gereja dianggap tempat yang najis sehingga shalat di dalamnya tidak sah. Tapi karena Umar tidak ingin di masa depan umat Islam menilai hal tersebut sebagai legitimasi untuk merebut gereja dan mengalihfungsikannya sebagai masjid.

Dengan kata lain, sejatinya umat Islam tidak anti terhadap umat Kristen. Tidak ada intimidasi atau bahkan kekerasan yang dialami oleh umat kristiani di Indonesia. Faktanya kehidupan sosial dan ekonomi di Indonesia tetap berjalan beriringan di tengah kemajemukan.

Bila demikian, mengapa kasus penolakan pendirian gereja masih terjadi?

Kritik sosial?

Penentangan pendirian gereja, baik di Cilegon maupun di daerah lain, harus dipahami melalui sudut pandang yang luas. Saya, dalam hal ini, termasuk pihak yang menyangkan adanya penolakan tersebut, karena bagaimanapun setiap rakyat Indonesia berhak untuk beragama sebagai hak yang melekat secara kodrat. Kodratnya itu tidak bisa dikurangi oleh apapun kondisinya.

Namun, kita semua tidak boleh anti untuk melakukan telaah dan introspeksi secara mendalam dan bahkan melakukan semacam evaluasi dari peran tiap-tiap unit di masyarakat yang mewakili komunitas keagamaan tertentu.

Salah satu telaah kritis yang harus kita dalami adalah tentang bagaimana komunitas, dalam kasus di Cilegon adalah komunitas umat kristiani atau di daerah lainnya dalam komunitas beragama lain, dalam kehidupan kesehariannya.

 

Apakah mereka, dalam komunitas di Cilegon itu misalnya, cenderung tertutup sehingga membuatnya berjarak dengan masyarakat sekitar yang kebetulan beragama Islam.

Baca juga: Terkait Pembangunan Gereja, Wali Kota Cilegon Bakal Hadir ke Kantor Kemenag Besok

Sebab adanya jarak itu juga memungkinkan tersendatnya bangunan kerja sama dan komunikasi yang sangat penting dalam ranah sosial. Sehingga, setiap upaya menyangkut urusan keagamaan yang tidak terkomunikasikan dengan baik hanya akan melahirkan persepsi curiga.

Hal ini bisa semakin diperparah dengan kenyataan bahwa masih terdapat pemeluk agama Islam yang memelihara stereotipe terhadap gereja yang di antaranya dinilai sebagai: pertama, gereja dianggap sebagai sarana gerakan kristenisasi yang sistematis.

Kedua, gereja dipandang sebagai simbol yang menghadirkan trauma sejarah yang terkait dengan pengalaman pahit ketika masa kolonial bercokol. Ketiga, gereja dinilai sebagai ancaman terhadap hegemoni Islam.

Apa yang dipersepsikan umat Islam di beberapa daerah terhadap gereja tidak dapat sepenuhnya diangap sebagai kesalahan kolektif. Sebagaimana kita juga perlu meluruskan persepsi atau stereotip yang keliru tentang gereja yang tidak boleh terpatri dalam benak umat Islam di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com