Sumber lain menyebutkan bahwa tradisi Yaa Qowiyyu dan sebar apem bermakna simbolik.
Sepulang ibadah haji, Ki Ageng Gribig membawa oleh-oleh berupa dua buah roti.
Berhubung keluarganya banyak, maka Ki Ageng Gribig memerintahkan istrinya, Raden Ayu Emas Winongan untuk memasukan kue tadi dalam adonan jladeran yang berasal dari tepung beras tumpuk yang dimasak.
Kue itu kemudian sampai sekarang dikenal dengan apem yang konon berasal dari bahasa Arab, yaitu affan yang berarti ampunan.
Apem ini oleh Ki Ageng Gribig lalu dibagi-bagikan kepada keluarga, tetangga, dan fakir miskin di sekitarnya.
Itulah nilai keluhuran sikap yang harus dijaga dari seorang Ki Ageng Gribig.
Baca juga: Klaten Jadi Trending di Twitter, Berikut Sejarah Kota yang Dipimpin Bupati Sri Mulyani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.