Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pertalite Resmi Naik, Pengamat: Mekanisme yang Tidak Kreatif!

Kompas.com - 03/09/2022, 16:03 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Masyarakat baik yang memiliki kendaraan pribadi dan tidak, akan mengurangi konsumsi barang lainnya. Sebab, BBM merupakan kebutuhan mendasar.

Ketika harga BBM naik, pengusaha di berbagai sektor industri mulai dari pakaian jadi, makanan minuman, hingga logistik akan terdampak. Begitu pun dengan pelaku usaha yang masih dalam pemulihan akibat pandemi Covid-19.

Bisa jadi, kenaikan harga BBM menjadi jalan pintas untuk melakukan PHK massal.

"Sekarang realistis saja, biaya produksi naik, biaya operasional naik, permintaan turun ya harus potong biaya biaya. Ekspansi sektor usaha bisa macet, nanti efeknya ke PMI manufaktur kontraksi kembali di bawah 50," jelas Bhima.

Baca juga: 6 Bansos yang Cair pada September 2022, dari BSU sampai BLT UMKM

Bansos tidak cukup

Adapun program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang ditujukan untuk pengalihan subsidi BBM dinilai tidak cukup untuk menhompensasi dampak kenaikan BBM. Sebab bantuan tersebut hanya diberikan selama 4 bulan saja.

"Misalnya ada kelas menengah rentan, sebelum kenaikan harga Pertalite masih sanggup membeli di harga Rp 7.650 per liter, sekarang harga Rp 10.000 per liter mereka turun kelas jadi orang miskin," terang Bhima.

Sementara itu, data orang rentan miskin ini sangat mungkin tidak tercover dalam BLT BBM karena adanya penambahan orang miskin pasca kebijakan harga BBM subsidi naik.

Baca juga: Mengapa Harga Baru BBM Bisa Berbeda di Beberapa Daerah? Ini Penjelasan Pertamina

Keputusan yang tidak kreatif

Menurut Bhima, alih-alih melakukan pembatasan dengan menyasar pengguna BBM subsidi yang selama ini dinikmati golongan mampu, pemerintah justru mengambil langkah naikkan harga BBM subsidi.

"Kenaikan harga BBM merupakan mekanisme yang paling tidak kreatif!" tandas dia.

Bhima juga menyinggung tujuan utama pemerintah untuk membatasi konsumsi Pertalite subsidi juga tidak akan tercapai ketika harga Pertamax juga ikut naik di waktu yang sama.

"Akibatnya justru pengguna Pertamax akan tetap bergeser ke Pertalite," pungkasnya.

Baca juga: BLT Subsidi BBM Cair 1 September, Cek Penerimanya!

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com