Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Jokowi, Menteri, dan DPR soal Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi

Kompas.com - 29/08/2022, 11:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Menurut Jokowi, pemerintah harus hati-hatti sebelum mengambil keputusan.

"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, jadi semuanya harus diputuskan dengan hati-hati. Dikalkulasi dampaknya jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangga," ujar Jokowi dikutip dari Kompas.com, 23 Agustus 2022.

Jokowi menambahkan bahwa kenaikan BBM bersubsidi akan merembet ke daya beli masyarakat.

"Harus dihitung juga menaikkan inflasi yang bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi. Semuanya saya suruh menghitung betul hitung betul sebelum diputuskan," tegasnya.

Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi, Ekonom: Tolong Benar-benar Dicermati

3. Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan kembali memperdalam soal kenaikan harga BBM bersubsidi.

"(Soal meneruskan subsidi BBM atau tidak) ini lagi diperdalam," ujar Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (25/8/2022) sebagaimana dikutip Kompas.com, Kamis (25/8/2022)

Selain memperdalam soal kebijakan harga BBM subsidi, Airlangga menyebut bahwa pemerintah sedang mendalami soal bantuan sosial.

Bansos tersebut rencananya akan diberikan sebagai bantalan sosial untuk masyarakat yang terdampak jika nantinya harga BBM bersubsidi naik.

"Bansos-nya diminta untuk diperdalam. Anggarannya dari mana, programnya seperti apa," tambah Airlangga.

Baca juga: Konsumsi BBM Subsidi Meningkat, Apakah Cukup sampai Akhir Tahun?

4. Arifin Tasrif

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/5/2022).KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, penambahan kuota BBM bersubsidi sedang dikalkulasi.

“Penambahan kuota BBM bersubsidi sudah kita usulkan. Tapi lagi dikalkulasikan apakah semester II ini kita bisa melakukan program-program tepat sasaran, sehingga kuota ini tidak melebihi apa yang menjadi plafon anggaran pemerintah,” kata Arifin dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

Pihaknya melanjutkan pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan konsumsi energi, sehingga Ia mengimbau agar masyarakat yang mampu bisa beralih.

Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM, Inflasi, dan Solusi yang Bisa Ditempuh...

5. Eddy Soeparno

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno saat mengecek ketersediaan stok BBM di salah satu SPBU di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/8/2022).KOMPAS.COM/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno saat mengecek ketersediaan stok BBM di salah satu SPBU di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/8/2022).
Dikutip dari Reuters, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyebut, BBM bersubsidi akan naik sebesar 30 hingga 40 persen.

Menurutnya, kenaikan yang akan terjadi, yakni harga bensin beroktan 90 menjadi Rp 10.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 7.650.

Sementara bensin beroktan 92 menjadi Rp 16.000 per liter dari sebelumnya Rp 12.500.

Solar menjadi Rp 7.200 per liter, dari yang sebelumnya Rp 5.150.

"Kami melihat ini (menaikkan harga dan membatasi penjualan) memiliki efek yang paling tidak merugikan bagi masyarakat," kata Eddy.

Demikian kata presiden, menteri, hingga anggota DPR soal rencana harga BBM naik atau kapan harga bbm naik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com