Tak hanya suporter bola, hal itu juga terjadi pada kerumunan massa lainnya, seperti kampanye maupun demo.
"Misalnya saja di tengah demo atau kampanye ada pemimpin yang meneriakkan kata-kata dan melakukan gerakan tertentu secara tidak sengaja atau tak disadari akan tertular. Orang seringkali kehilangan kesadaran saat sudah berkumpul karena hipnotis lingkungan," jelas dia.
Guna mencegah kericuhan massa, dia menyebut perlu pentingnya upaya pengendalian masa.
Pengengendalian massa bisa dilakukan memecah massa dalam kelompok-kelompok lebih kecil, agar jiwa massa tidak terlalu solid.
"Penting memecah massa agar massa tidak terkonsentrasi menjadi satu," tuturnya.
Menurutnya, aparat keamanan dapat membuat pengaturan waktu kepulangan suporter sepak bola dalam beberapa kloter.
Selain mengatur rute untuk memecah kerumunan para suporter sepak bola.
"Kalau jiwa sudah dikendalikan massa itu susah apalagi kalau ada penyusup dengan tujuan tertentu, seperti adu domba atau buat konten viral. Ini mengerikan, jadi untuk mencegah kericuhan perlu memecah konsentrasi massa baik lewat pengaturan waktu atau rute," jelas dia.
(Sumber: Kompas.com/Dian Ihsan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.