Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Kompas.com - 25/07/2022, 11:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan wabah penyakit cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global.

Ini berarti cacar monyet dianggap sebagai ancaman yang cukup signifikan, sehingga dibutuhkan respons internasional untuk mencegah penyebarannya semakin luas.

Kendati demikian, deklarasi darurat kesehatan global itu tidak memaksakan persyaratan pada pemerintah nasional, tetapi lebih pada seruan mendesak untuk bertindak.

Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah terjadinya wabah cacar monyet?

Baca juga: Imbauan Kemenkes Setelah Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global

Mengukur faktor risiko cacar monyet

Epidemilog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, pemerintah Indonesia perlu mengukur risiko cacar monyet.

Meski belum ditemukan di Indonesia, Dicky menyebut potensi itu tetap ada.

"Jadi bahwa cacar monyet ada di indonesia, ya sekali lagi saya sampaikan potensinya jelas ada," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (24/7/2022).

Sebab tak perlu waktu lama bagi satu wabah untuk menyebar dari satu negara ke negara lain.

Hal itu disebabkan oleh arus mobilitas dan interaksi manusia yang sangat tinggi di era globalisasi.

"Ditambah monkeypox ini masa inkubasinya panjang, sampai 3 minggu. Artinya, potensi dia masuk ke satu negara semakin besar," jelas dia.

Deteksi dini

Dicky juga berharap agar pemerintah melakukan deteksi dini kepada kelompok-kelompok rentan.

Kelompok-kelompok rentan ini menurut Dicky adalah kelompok gay, orang yang sering berganti-ganti pasangan, pekerja seks, dan anggota keluarga dari mereka.

Baca juga: Berstatus Keadaan Darurat, Kenali Gejala dari Cacar Monyet

"Ini yang harus ditingkatkan penjangkauannya, deteksi atau skriningnya. Tentu tanpa adanya stigma, karena ini bisa menyerang siapa pun, tapi saat ini yang memiliki risiko tinggi ya itu, termasuk yang bisa menularkan," ujarnya.

"Pada kelompok-kelompok ini segera diberikan literasi, mereka harus segera divaksin," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com