Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berstatus Keadaan Darurat, Kenali Gejala dari Cacar Monyet

Kompas.com - 24/07/2022, 11:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (23/7/2022) menetapkan wabah cacar monyet (monkeypox) dalam status sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Dikutip dari Kompas.com (23/7/2022), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut cacar monyet yang meluas di lebih dari 70 negara merupakan situasi luar biasa yang memenuhi syarat untuk status keadaan darurat global.

Status ini adalah alarm bahwa respons internasional yang terkoordinasi diperlukan dan dapat membuka pendanaan serta upaya global untuk berkolaborasi dalam berbagi upaya vaksin dan perawatan.

Lantas, sebenarnya bagaimana gejala dari cacar monyet?

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Global Telah Lebih dari 5.000 kasus, Apakah Indonesia Masih Aman?

Gejala cacar monyet

Monkepox merupakan penyakit yang memiliki masa inkubasi lama.

Adapun masa inkubasi penyakit ini berlangsung selama 4 hingga 21 hari dari saat terinfeksi hingga muncul gejala.

Berikut ini sejumlah gejala dari cacar monyet:

  • Munculnya rasa sakit di seluruh badan
  • Demam dan nyeri otot
  • Muncul gejala-gejala seperti flu
  • Kelenjar getah bening bengkak
  • Muncul ruam seperti melepuh yang mirip cacar air dimulai dari wajah dan menyebar ke tempat lain di tubuh, jika mendapat penyakit dari hubungan seksual maka ruam muncul mulai dari area genital atau dubur
  • Ruam mengering sekitar satu atau dua minggu kemudian dan pemulihan berlanjut.

Secara keseluruhan gejala cacar monyet ini akan berlangsung dua hingga empat minggu.

Sementara itu, dikutip dari Aidsmap, 22 Juli 2022, terbaru profesor dari Queen Mary University London Chloe Orklin dalam jurnal terbarunya mengatakan, gejala baru cacar monyet yang perlu jadi perhatian saat ini adalah:

  • Adanya luka di mulut
  • Luka di mukosa dubur
  • Munculnya borok tunggal.

Baca juga: Gejala Monkeypox atau Penyakit Cacar Monyet Menurut WHO

Apa penyebab cacar monyet?

Pada manusia, cacar monyet menyebar melalui kontak ruam atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk melalui droplet.

Cacar monyet disebabkan oleh virus yang terkait dengan penyakit cacar. Namun biasanya penyakit cacar monyet lebih ringan dibandingkan cacar.

Nama monkeypox atau cacar monyet disebut demikian karena virus ini pertama kali muncul saat diisolasi pada monyet, walaupun monyet bukanlah pembawa utama dari virus ini.

Penyakit cacar monyet lebih bisa menular pada orang-orang yang belum pernah divaksin cacar.

Di AS, kasus mungkin banyak karena program vaksinasi cacar AS berakhir pada tahun 1972.

Meski demikian, terbaru berdasarkan New England Journal of Medicine yang terbit belakangan, kasus cacar monyet yang saat ini tengah mewabah kebanyakan kasus yang terjadi di kalangan gay, biseksual, dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki, di mana sebagian penularan dikaitkan dengan aktivitas seksual.

Para ahli saat ini khawatir jika tidak segera ditangani virus ini bisa menyebar di luar kelompok dan bisa menjadi endemik di banyak negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com