Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: Citra Polisi Terus Menurun, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 04/07/2022, 17:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Hanya fokus perbaikan citra

Terkait hasil survei Litbang Kompas, Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Rivanlee Anandar menilai, wajar jika penilaian publik kepada Polri kian menurun.

Menurut Rivanlee, selama ini langkah perbaikan yang dilakukan kepolisian bersifat reaksioner dan sebatas fokus pada perbaikan citra.

Baca juga: Ramai soal Motor Dinas Polri Dipakai Orang Tanpa Helm, Ini Kata Polisi

 

Selain itu, penerapan konsep Polri Presisi lebih banyak terjebak pada jargon ketimbang implementasi di lapangan.

”Persoalan laten yang menyebabkan kinerja polisi menuai kritik publik selama ini belum diatasi secara optimal, yakni kultur kekerasan,” kata dia dikutip dari Kompas.id, Kamis (30/6/2022).

Merujuk hasil riset Kontras yang meneliti pemberitaan di media massa dan kasus-kasus yang didampingi, terdapat sejumlah temuan yang menunjukkan bahwa kultur kekerasan di kepolisian masih ada. 

Kasus kekerasan polisi

Sepanjang Juli 2021-Juni 2022, tercatat ada 677 peristiwa kekerasan yang melibatkan aparat kepolisian.

Kekerasan yang dimaksud meliputi:

  • Penembakan (456 kasus),  
  • Penganiayaan (83 kasus),
  • Penangkapan sewenang-wenang (47 kasus),
  • Pembubaran demonstrasi dengan kekerasan (43 kasus).

Sejumlah kekerasan itu mengakibatkan 59 orang tewas, 928 orang terluka, dan 1.240 orang ditangkap secara sewenang-wenang.

Kasus polisi viral di media sosial

Kontras juga menyoroti soal tidak optimalnya kerja kepolisian tanpa faktor viralitas di media sosial.

Hal itu mendorong munculnya beberapa tagar, di antaranya #PercumaLaporPolisi, #1Day1Oknum, #NoViralNoJustice, dan #ViralForJustice.

Sejumlah kasus yang terkait dengan tagar-tagar tersebut ditangani dengan cepat oleh kepolisian. Sebaliknya, kasus yang tak menjadi sorotan dibiarkan mangkrak dalam waktu yang lama.

Kegagalan mengidentifikasi masalah

Menurut Rivanlee, hal itu menunjukkan persoalan fundamental kepolisian, yakni kegagalan mengidentifikasi masalah.

Masih ada pula kecenderungan untuk bersikap diskriminatif dan memilah-milah kasus untuk ditindaklanjuti, terlebih jika kasus yang dimaksud bermuatan politis.

”Kami melihat, komitmen perbaikan beberapa bulan lalu hanya semacam pemadam kebakaran dari kemarahan masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Penjelasan Polisi soal Foto Viral Pengendara Motor Kena Tilang Elektronik di Jalan Persawahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com