Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Ganja, Obat atau Racun?

Kompas.com - 04/07/2022, 08:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sekjen Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI), Dokter Erfen Agustiawan Suwangto, membenarkan bahwa ada efek medis pada CBD. CBD inilah yang sering disebut dengan ganja medis. Sementara efek "high" pada THC dibuang.

Baca juga: Kandungan dan Manfaat Ganja Medis yang Perlu Anda Ketahui

"Memang ada bukti medis penggunaan ganja medis (CBD) yang bisa mengurangi efek buruk dari sejumlah penyakit tertentu, termasuk cerebral palsy dan kejang lainnya" kata Dokter Erfen di program AIMAN yang tayang setiap Senin di KompasTV pukul 20.30 WIB.

Saya juga berbincang dengan Koordinator Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Ahwil Luthan. Menurut dia, seberapun baiknya CBD, unsur THC masih ada di kandungan CBD. Inilah yang dikhawatirkan, bisa disalahgunakan pihak-pihak tak bertanggung jawab.

"Dalam CBD masih ada terkandung THC," kata Ahwil di Program AIMAN.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Petrus Reinhard Golose yang kebetulan saya temui di Lapangan Tembak Perbakin, Minggu (2//2022), juga mengungkapkan hal yang sama. Seperti dua mata pisau yang teramat tajam! Ada risiko bahwa generasi ke depan yang berpotensi menyalahgunakan akan lebih besar biayanya. Sementara para penderita penyakit tertentu dan langka, juga membutuhkannya.

Benarkah hanya ganja satu-satunya yang bisa digunakan untuk sejumlah penyakit ini? Jika jawabannya tidak, kontroversi ini tak perlu dilanjutkan. Tutup buku soal ganja.

Tetapi jika jawabannya adalah iya! Ganja satu-satunya yang terbaik berdasarkan penelitian ahli,  maka perlu dipikirkan jalan keluar dari semua jalan kuldesak ini.

Bagaimanapun potensi penyembuhan terlebih penyakit langka agar mereka bisa bertahan dan hidup berkembang merupakan tujuan utama. Tetapi menjaga agar generasi tak diracuni oleh para pengedar dan penyalahguna, adalah segalanya.

Pasti ada jalan keluar untuk menjaga keduanya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com