Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ganja Medis Bermanfaat untuk Pengobatan Penyakit? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 02/07/2022, 13:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ganja medis kembali menjadi ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan ini karena aksi seorang ibu bernama Santi yang membawa papan bertuliskan “Tolong anakku butuh ganja medis” di area Car Free Day Jakarta pada 26 Juni 2022.

Dikutip dari pemberitaan Kompas TV, Minggu (26/6/2022), sang suami ikut membuntuti Santi sambil mendorong anaknya, Pika, yang berada di kereta bayi. Pika diketahui mengidap penyakit celebral palsy (kelainan otak).

Ganja medis memang disebut-sebut memiliki beberapa manfaat untuk membantu proses penyembuhan beberapa penyakit.

Selain Santi, kisah perjuangan orang-orang yang mencari ganja medis untuk pengobatan penyakit di Indonesia juga pernah terjadi pada tahun 2017.

Baca juga: Ada Peluang Penelitian Ganja untuk Medis, Menkes: Regulasinya Akan Segera Dikeluarkan

Pada tahun itu, ada sepasang suami istri asal Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Fidelis Arie Sudewarto dan Yeni Irawati yang juga mencari ganja medis untuk pengobatan penyakit syringomyelia atau tumbuhnya kista berisi cairan atau syrinx dalam sumsum tulang belakang yang diderita Yeni.

Namun, saat itu kisah keduanya menjadi sorotan karena Fidelis lantas dipenjara karena menumbuhkan tanaman ganja.

Benarkah ganja medis bermanfaat?

Ganja medis merupakan istilah turunan dari tanaman ganja yang memiliki manfaat terhadap kesehatan, tidak hanya sekedar untuk rekreasi.

Selama ribuan tahun, ganja digunakan sebatas untuk rekreasi, tetapi dengan perkembangan penelitian ditemukan manfaat kesehatan dari ganja ini.

Mengutip WebMD, tanaman ganja mengandung lebih dari 100 bahan kimia berbeda yang disebut cannabinoids. Masing-masing memiliki efek yang berbeda pada tubuh.

Ganja medis adalah istilah yang merujuk pada bahan kimia utama dari yang digunakan dalam pengobatan, yaitu delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD).

Baca juga: Unggahan Viral Ibu Cari Ganja Medis untuk Cerebral Palsy Anaknya, Benarkah Pengobatan Ini Efektif?

Dokter adiksi dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta dr Hari Nugroho mengatakan, memang penggunaan ganja atau zat aktif dalam pengobatan penyakit saat ini sedang menjadi suatu tren.

Tren peningkatan penggunaan ganja medis ini, kata Hari, terjadi karena mengingat adanya potensi atau pemanfaatannya untuk aspek kesehatan, yang kemudian ini banyak digunakan atau diteliti oleh para peneliti.

Namun, masyarakat perlu tahu bahwa tidak semua ganja yang beredar ilegal bisa menjadi atau bisa disebut sebagai ganja medis.

Para peneliti pun sampai saat ini terus mencari tahu apakah benar ganja medis itu betul-betul bermanfaat untuk kesehatan, dan jika memang bisa menjadi obat, penyakit-penyakit apa yang bisa disembuhkan dengan ganja medis tersebut.

“Tapi, ini masih terus diteliti dan saat ini terutama dokter harus mematuhi kode etik kedokteran, di mana anjuran penggunaan ataupun pemberian obat apapun termasuk ganja medis harus ada evidence based (bukti ilmiah)-nya,” kata Hari kepada Kompas.com, Rabu (29/6/2022).

Baca juga: Ibu Carikan Ganja Medis untuk Anaknya yang Derita Cerebral Palsy, Penyakit Apa Itu?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com