Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Kilat Saat Gunung Api Erupsi, Benarkah? Ini Penjelasan PVMBG

Kompas.com - 21/06/2022, 13:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video berdurasi 4 detik menampilkan kondisi gunung berapi yang disebutkan sedang erupsi dan disertai kilat, viral di media sosial pada Senin (20/6/2022).

Dalam keterangan video, disebutkan bahwa fenomena tersebut adalah petir vulkanik.

"Petir biasanya muncul saat gunung berapi mengalami erupsi. Saat gunung api meletus, gumpalan awan yang muncul seringkali dihiasi kilatan petir.

Fenomena ini dikenal sebagai petir vulkanik, pernah terjadi saat Gunung Merapi atau Gunung Anak Krakatau meletus," tulis pengunggah dalam keterangan video.

Baca juga: 4 Modus Begal Rekening dan Cara Antisipasinya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PENDAKI GUNUNG INDONESIA (@mountnesia)

Hingga Selasa (21/6/2022), video itu sudah ditonton sebanyak 183.770 kali oleh pengguna Instagram lainnya.

Lalu, apakah betul jika muncul petir di puncak gunung api menandakan gunung tersebut erupsi?

Penjelasan PVMBG

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan bahwa petir yang terlihat merupakan muatan listrik yang dilepaskan oleh molekul gas panas vulkanik.

"Sebetulnya saat kejadian erupsi berupa letusan itu adalah proses dikeluarkannya material-material vulkanik (padat, cair, dan gas) yang bersuhu tinggi," ujar Hendra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/6/2022).

"Molekul-molekul gas panas volkanik ini melepaskan muatan listriknya yang terlihat sebagai halilintar," lanjut dia.

Dikutip dari Forbes, (9/2/2018), petir vulkanik tampaknya paling sering terjadi di sekitar gunung berapi dengan gumpalan abu besar, terutama selama tahap aktif letusan, di mana lava cair yang mengalir menciptakan gradien suhu terbesar.

Fenomena petir telah terekam di sekitar sejumlah letusan gunung berapi seperti, gunung berapi Eyjafjallajökull di Islandia, Sakurajima di Jepang, Gunung Etna di Italia, dan gunung berapi Puyehue, Calbuco, dan Chaiten di Chili.

Baca juga: Debt Collector Tagih Utang dengan Ancaman dan Intimidasi, Bisakah Dilaporkan Polisi?

 

Kejadian yang umum terjadi

Mengenai munculnya petir ketika gunung api erupsi, Hendra menyampaikan, fenomena tersebut adalah kejadian yang umum terjadi.

"Sebetulnya itu kejadian yang umum terjadi di mana saja saat molekul gas panas melepaskan muatan, yang tidak harus selalu terjadi saat letusan. Contohnya, saat mau hujan," ujar Hendra.

Sementara, terjadinya petir ini sangat lazim pada kejadian letusan.

Namun, bagi orang yang jaraknya jauh dari puncak gunung api dan pada arah-arah tertentu terkadang tidak selalu bisa melihat petir letusan.

Tanda-tanda gunung erupsi

Selain petir, Hendra mengatakan ada beberapa ciri atau tanda suatu gunung api tidak lama lagi akan erupsi.

1. Secara visual di puncak gunung nampak ada perubahan (muncul perubahan warna air di kawah puncak, perubahan suhu tanah/batuan/air di puncak dst).

2. Secara kegempaan, adanya perubahan kuantitas maupun kualitas gempa.

3. Secara deformasi tubuh gunung mulai merekam adanya overpressure/peningkatan tekanan dalam tubuh gunung (walaupun tidak selalu besar).

4. munculnya gas-gas vulkanik.

Jika sudah ada tanda-tanda tersebut PVMBG segera melakukan mitigasi.

"PVMBG melakukan monitoring 24 jam, dan membuat evaluasi aktivitas gunung serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah yang dilengkapi peta kawasan rawan bencana gunung api," kata Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com