Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Banyak Subvarian Omicron seperti BA.4 dan BA.5, Ini Alasannya

Kompas.com - 14/06/2022, 15:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Varian Omicron dari virus corona Covid-19 telah menyebar ke banyak negara dan menginfeksi banyak orang. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah menetapkan Omicron sebagai variant of concern (VOC) atau varian yang dikhawatirkan.

Terbaru, subvarian Omicron yang muncul dan sudah menginfeksi beberapa pasien di Indonesia yakni BA.4 dan BA.5.

Baca juga: Ini Beda Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 dengan Subvarian Sebelumnya

Kenapa virus corona terus bermutasi dan muncul banyak sub varian Covid-19?

Kenapa virus corona terus bermutasi?

Dikutip dari RNZ, (9/5/2022), semua virus, termasuk virus corona penyebab Covid-19 terus bermutasi. 

Sebagian besar mutasi tidak banyak berpengaruh pada kemampuan virus untuk menular dari satu orang ke orang lain atau menyebabkan penyakit parah.

Ketika virus mengakumulasi sejumlah besar mutasi, itu dianggap sebagai garis keturunan yang berbeda (agak seperti cabang yang berbeda pada pohon keluarga).

Varian Omicron

Tetapi garis keturunan virus tidak diberi label varian sampai ia mengumpulkan beberapa mutasi unik yang diketahui meningkatkan kemampuan virus untuk menularkan dan/atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Ini adalah kasus untuk garis keturunan BA (kadang-kadang dikenal sebagai B.1.1.529) WHO pun melabelinya sebagai Omicron.

Omicron telah menyebar dengan cepat, mewakili hampir semua kasus saat ini dengan genom yang diurutkan secara global.

Karena Omicron telah menyebar dengan cepat, dan memiliki banyak kesempatan untuk bermutasi, Omicron juga memperoleh mutasi spesifiknya sendiri. Hal ini telah memunculkan beberapa sub-garis keturunan, atau sub-varian.

Dua yang pertama diberi label BA.1 dan BA.2. Daftar saat ini sekarang juga mencakup BA.1.1, BA.3, BA.4 dan BA.5.

Baca juga: Gejala Covid Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang Terdekteksi di Bali

Kekhawatiran munculnya sub varian BA.4 dan BA.5

Ada bukti bahwa sub-varian Omicron ini, khususnya BA.4 dan BA.5, sangat efektif untuk menginfeksi ulang orang dengan infeksi sebelumnya dari BA.1 atau garis keturunan lainnya.

Ada juga kekhawatiran bahwa sub-varian ini dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi.

Sehingga para ilmuwan memperkirakan akan melihat peningkatan pesat dalam kasus Covid-19 dalam beberapa minggu dan bulan mendatang karena infeksi ulang.

Infeksi ulang ini juga sudah terjadi di Afrika Selatan.

Pada Mei 2022, sub varian BA.2.12.1 juga menarik perhatian karena telah menyebar dengan cepat di Amerika Serikat dan terdeteksi dalam air limbah di Australia.

Namun yang mengkhawatirkan, bahkan jika seseorang telah terinfeksi dengan sub-varian Omicron BA.1, infeksi ulang masih mungkin terjadi dengan sub-garis keturunan BA.2, BA.4 dan BA.5 karena kapasitas mereka untuk menghindari respons imun.

Cara mencegah infeksi BA.4 dan BA.5

Namun, penelitian terbaru menunjukkan dosis ketiga vaksin Covid-19 adalah cara paling efektif untuk memperlambat penyebaran Omicron (termasuk sub-varian) dan mencegah masuk rumah sakit terkait Covid.

Apakah virus bermutasi lebih cepat?

Dalam penelitian, disebutkan bahwa SARS-Cov-2 memiliki "sprint mutasi" untuk waktu yang singkat.

Selama salah satu sprint ini, virus dapat bermutasi empat kali lipat lebih cepat dari biasanya selama beberapa minggu.

Setelah sprint seperti itu, garis keturunan memiliki lebih banyak mutasi, beberapa di antaranya dapat memberikan keuntungan dibandingkan garis keturunan lainnya.

Contohnya termasuk mutasi yang dapat membantu virus menjadi lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau menghindari respons kekebalan kita, dan dengan demikian kita memiliki varian baru yang muncul.

 

Mengapa virus mengalami sprint mutasi yang mengarah pada munculnya varian tidak jelas.

Tetapi ada dua teori utama tentang asal usul Omicron dan bagaimana ia mengumpulkan begitu banyak mutasi.

Pertama, virus dapat berkembang pada infeksi kronis (berkepanjangan) pada orang yang mengalami imunosupresi (memiliki sistem kekebalan yang lemah).

Kedua, virus bisa saja "melompat" ke spesies lain, sebelum menginfeksi manusia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com