Ia melanjutkan, bahkan beberapa hisab kontemporer seperti yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moeid menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat.
Selain itu, berdasarkan kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal Odeh, di sebagian wilayah Indonesia saat Maghrib 1 Mei 2022, hilal kemungkinan bisa dirukyat atau diamati dengan menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop.
Meski demikian, Thomas mengatakan tetap ada potensi perbedaan perayaan Idul Fitri 2022.
Baca juga: Link dan Cara Daftar Mudik Gratis Kemenhub 2022, Boleh Bawa Penumpang Tambahan
Pasalnya, Indonesia berada pada batas kriteria imkan rukyat yang secara astronomi, hilal diperkirakan sangat sulit diamati.
“Apalagi pada masa pancaroba saat ini, potensi mendung dan hujan mungkin terjadi di lokasi rukyat. Jadi ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat,” kata dia.
Jika hal tersebut terjadi, di sidang isbat yang akan dilaksanakan pada 1 Mei 2022 petang nanti, kemungkinan pengamat hilal akan mengusulkan untuk melakukan istikmal, yakni menggenapkan Ramadhan menjadi 30 hari.
Jika sidang isbat menerimanya, imbuh Thomas, maka Idul Fitri akan jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022.
“Dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat, kita berharap Idul Fitri 1443 ditetapkan seragam pada pada 2 Mei 2022,” harap Thomas.
Baca juga: Kuota Mudik Gratis 2022 Kemenhub Ditambah, Simak Syarat dan Cara Pendaftarannya