Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kopassus, Satuan Elite TNI AD yang Melumpuhkan Semua Pelaku Pembajak Pesawat Garuda Indonesia di Thailand

Kompas.com - 29/03/2022, 13:27 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla dibajak oleh kelompok yang menyebut sebagai Komando Jihad pada 28 Maret 1981.

Pesawat dengan nomor penerbangan GA-206 rute Jakarta-Palembang-Medan itu dibajak hingga dipaksa menuju Bandara Don Mueang, Thailand.

Operasi Woyla adalah salah satu kisah sukses pasukan khusus Korps Baret Merah dalam membebaskan sandera dan melumpuhkan para pembajak pesawat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Indonesia Woyla Dibajak Komando Jihad, Semua Pelaku Tewas Ditembak Kopassus

Lantas, apa itu Kopassus?

Kopassus adalah...

Dalam perjalanannya, Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950.

Sejarah kelahiran Kopassus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).

Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata

Dilansir dari kopassus.mil.id, pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengarahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.

Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel AE Kawilarang, sementara Letkol Slamet Riyadi ditunjuk sebagai Komandan Operasi.

Operasi ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan, tetapi tidak sedikit pula korban dari pihak TNI.

Baca juga: Operasi Kopassus Bebaskan Sandera Pembajakan Woyla di Thailand

Pembentukan satuan pemukul

Persiapan pasukan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) mengamankan Sidang Umum MPR di Markas Komando Kopassus Cijantung , Jakarta. (14 Januari 1988)KOMPAS/EDDY HASBY Persiapan pasukan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) mengamankan Sidang Umum MPR di Markas Komando Kopassus Cijantung , Jakarta. (14 Januari 1988)

Namun, setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

Hal ini bukan karena semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, tetapi taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul.

Baca juga: Dirgahayu Ke-69 Kopassus, Ini Sejarah Terbentuknya Komando Pasukan Khusus

Satuan tersebut diharapkan dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimana pun beratnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com