Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Dalam keseharian, masyarakat tradisional Indonesia masih mengedepankan kebudayaan di tiap aspek kehidupan. Budaya ini salah satunya adalah mitos-mitos yang dipercaya masyarakat.
Mitos-mitos yang terus dilakukan ini kebanyakan digunakan untuk menghindari bala. Hal ini dianggap penting terutama pada masa-masa krusial, seperti kehamilan yang dinilai memiliki risiko besar.
Salah satu mitos pada masa kehamilan dapat ditemukan pada kisah Ratna dalam siniar Tinggal Nama bertajuk, “Mitos Perlundangan Ibu Hamil Membawa Gunting” di Spotify. Ratna dikatakan kerap membawa gunting ke mana pun ia pergi ketika hamil sebagai upaya penjagaan.
Mitos-mitos seperti yang Ratna lakukan tidak sepenuhnya salah, namun orang dahulu terkesan menyingkat berbagai larangan atau kepercayaan dalam satu kalimat. Hal itu menyebabkan pemahamannya cukup terbatas.
Di Indonesia sendiri, mitos ini terus diwariskan bersamaan dengan pengetahuan akan esensinya. Selain itu, terdapat pula larangan dan konsekuensinya.
Baca juga: Hal yang Dapat Dilakukan Saat Kondisi Mental Buruk
Menurut Rofi’i dalam prosidingnya, melakukan perilaku atau kebiasaan yang dilarang pada masa kehamilan dipercaya berdampak buruk. Seperti keguguran, "pindahnya" bayi yang dikandung, sulit melahirkan, membludaknya air ketuban, kecacatan pada bayi, tak tentunya waktu lahir, hingga bayi diambil oleh dukun.
Agar makin tahu, berikut adalah beberapa mitos ibu hamil yang berkembang di Indonesia.
Jika bepergian jauh, mitosnya bayi akan keluar lebih cepat dari waktunya. Selain itu, ada beberapa mitos di Jawa yang malah melarang ibu hamil pergi ke tempat umum.
Memang benar jika bepergian jauh dan ke tempat umum saat hamil besar, tentu memiliki risiko. Namun bukan berarti akan selalu berbahaya.
Bepergian jauh sebaiknya dilakukan pada trimester kedua, yaitu saat usia janin di antara 14–28 minggu. Hal ini disebabkan karena bepergian saat hamil tua bisa membahayakan si ibu ketika mendekati tanggal persalinan.
Namun, menurut mitos, dikhawatirkan si jabang bayi akan pindah ke rahim ibu yang tidak bisa punya anak. Hal ini dipercaya sebagai ulah dari dukun setempat.
Mitos ini dikatakan bisa menyebabkan bayi susah lahir karena si ibu menghalangi pintu keluar. Padahal sebenarnya, mitos ini bertujuan agar ibu menjaga perilakunya.
Baca juga: Operasi Caesar: Indikasi, Risiko, Mitos, Kelebihan dan Kekurangannya
Adab makan bagi sebagian besar budaya di tiap daerah di Indonesia sangat dijunjung. Oleh karena itu, mitos ini ada untuk menjaga calon ibu dari kebiasaan perilaku buruk agar tak menurun kepada sang anak.
Kedua mitos ini beredar dengan dalih dapat menyebabkan air ketubannya menjadi banyak. Padahal, mitos ini ditujukan agar ibu menjaga dirinya dari pekerjaan yang terlalu berat.
Mitos ini dipercaya masyarakat di berbagai daerah di Indonesia karena dapat menyebabkan kecacatan pada bayi. Tidak ada pembuktian dari mitos ini. Akan tetapi, yang pasti tindakan tersebut memang tidak etis dilakukan.
Selain itu, mitos ini juga ditujukan agar ibu tidak terluka. Baik karena serangan balik hewan-hewan tersebut maupun benda tajam.
Dipercaya jika seorang ibu sering mengatakan hal buruk kepada orang lain, maka ucapan itu akan berbalik menjadi sifat atau takdir anaknya kelak. Sementara itu, membatin hal-hal buruk dilarang karena justru itu akan berbalik pada si ibu.
Kedua mitos tersebut jelas memiliki maksud baik, yaitu supaya ibu menjaga ucapannya yang berpotensi bisa menyakiti orang lain. Selain itu, membatin hal buruk sangat sesuai dengan kepercayaan kalau "ucapan adalah doa".
Tujuan dari mitos ini adalah agar ketika melahirkan, si ibu diberikan kelancaran. Hal ini juga merujuk pada konteks masa lalu, yaitu mengepel lantai masih menggunakan kain biasa bukan kain pel bergagang seperti yang lazim ditemukan saat ini.
Pada posisi mengepel zaman dulu, ibu terpaksa untuk menungging. Dalam ilmu kesehatan, hal ini berdampak baik karena menungging bisa menghindari bayi dari posisi sungsang.
Konon, cara ini bertujuan untuk melindungi ibu hamil dari roh halus atau makhluk gaib karena mereka takut terhadap benda tajam. Akan tetapi, hal ini tidak terbukti dan justru dapat membahayakan ibu hamil jika tidak hati-hati membawanya.
Baca juga: Cek Fakta tentang Makanan Ibu Hamil
Selain itu, mitos ini nyatanya berkembang pada masa lalu karena keberadaan bidan atau dokter kandungan tidak mudah ditemukan seperti saat ini.
Orang biasa pada zaman dahulu, terlebih mereka yang bekerja selama hamil, membawa benda tajam untuk berjaga-jaga jika terpaksa harus melahirkan di jalan.
Begitu pula dengan sapu lidi. Meskipun bukan merupakan merupakan benda tajam, tetapi sapu lidi juga dipercaya dapat mengusir makhluk gaib yang dikhawatirkan akan membahayakan ibu dan janin.
Dengarkan kisah lengkap Ratna yang masih percaya terhadap mitos-mitos di masa kehamilan dalam audio drama siniar Tinggal Nama bertajuk "Mitos Perlundangan Ibu Hamil Membawa Gunting” di Spotify melalui tautan berikut https://dik.si/hampir_ep2.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.