Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta soal Moge Tabrak 2 Anak Kembar hingga Tewas di Pangandaran

Kompas.com - 14/03/2022, 07:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan yang menimpa dua anak bernama Hasan Firdaus (8) dan Husen Firdaus (8) berujung nahas.

Dua anak kembar ini tewas tertabrak rombongan motor gede (moge) di Jalan Raya Kalipucang-Pangandaran, Blok Kedungpalumpung, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Pangandaran pada Sabtu (12/3/2022) pukul 13.15 WIB.

Berikut 7 fakta soal kecelakaan moge tabrak dua anak hingga tewas di Pangandaran:

Baca juga: Pengendara Moge yang Tabrak Bocah Kembar hingga Tewas Beri Rp 50 Juta, Keluarga: Ini Masalah Nyawa, Saya Enggak Minta

1. Kronologi kejadian

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Minggu (13/3/2022), seorang saksi mata sekaligus warga bernama Idin mengatakan, saat kejadian rombongan moge melaju dari arah Banjar menuju Pangandaran.

Di lokasi tersebut, ada dua anak kembar tengah menyeberang jalan.

Karena motor melaju kencang, kecelakaan pun tidak bisa dihindari.

"Anak terpental sampai selokan, kedua korban masih kelas dua sekolah dasar (SD) dan hendak menyebrang," ujar Idin kepada Kompas.com, Sabtu (12/3/2022) siang.

Dua anak itu pun tewas seketika dengan luka parah di bagian kepala.

Baca juga: Bocah Kembar Tewas Tertabrak Moge, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2. Hasan dan Husen hendak pulang dan mengaji

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/3/2022), Hasan dan Husen merupakan anak bungsu dari Wasmo (60) dan Empong (48).

Wasmo mengungkapkan, kedua anaknya hendak menyebrang karena ingin pulang dan segera berangkat mengaji.

Sang ibu pun menjelaskan, dalam keseharian, dua anaknya bermain, bersekolah, dan mengaji.

"Pukul 1 siang sampai Ashar pulang, sudah pulang, bermain lagi bersama-sama. Sekarang, sudah kelas 2 SD dan mengaji masih di Iqro 6," ujar Empong, Minggu (13/3/2022).

Empong juga menceritakan bahwa dua anaknya memang gemar bermain di seberang jalan. Terkadang, salah satu anak kembar ada yang tinggal di rumah, satunya bermain.

"Biasanya, kalau menyeberang didampingi, cuma kemarin enggak didampingi karena enggak tahu kemarin ke situ (berangkat bermain dan nyebrang jalan). Dan tahu katanya ada tabrakan, meninggal," ucap Empong.

Saat ini, orangtua Hasan dan Husen hanya bisa pasrah dan tidak tahu harus berbuat apa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com