Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuri Gagarin, Manusia Pertama yang Bepergian ke Luar Angkasa

Kompas.com - 12/03/2022, 21:20 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manusia pertama yang bepergian ke luar angkasa adalah Yuri Gagarin, seorang kosmonot asal Uni Soviet (sekarang Rusia).

Yuri Gagarin melakukan perjalanan bersejarah bagi umat manusia itu pada 12 April 1961.

Dilansir Britannica, Yuri Alekseyevich Gagarin lahir pada 9 Maret 1934, ia putra dari seorang tukang kayu.

Gagarin lulus sebagai pembuat cetakan dari sekolah perdagangan dekat Moskow pada 1951.

Dia melanjutkan studinya di perguruan tinggi industri di Saratov dan secara bersamaan mengambil kursus terbang.

Setelah menyelesaikan kursus tersebut, dia memasuki sekolah kadet Angkatan Udara Soviet di Orenburg dan lulus pada 1957.

Dikutip BBC, 4 April 2011, setelah lulus Gagarin langsung bergabung ke Angkatan Udara Soviet dengan pangkat letnan. Di sana dia bertemu istrinya, Valentina, lulusan Sekolah Kedokteran Orenburg.

Tak lama setelah pasangan itu menikah, Gagarin memulai tugas sebagai pilot pesawat tempur.

Pada 1960, Gagarin bersama dengan 19 orang lainnya terpilih sebagai kandidat untuk program luar angkasa Soviet.

Kelompok itu kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Gagarin dan sesama pilot uji Gherman Titov.

Beberapa orang berpendapat bahwa latar belakang Gagarin yang relatif sederhana mungkin telah memberinya keunggulan atas Titov.

Baca juga: Profil Penemu Kapal Selam Militer Modern: John Philip Holland

Penerbangan Gagarin

Pada pagi hari 12 April 1961, Gagarin yang berusia 27 tahun meluncur di atas roket setinggi 30 meter dari Jangkauan Rudal Tyuratam (sekarang Kosmodrom Baikonur).

Masih dari Britannica, pesawat ruang angkasa Vostok 1 diluncurkan pada pukul 09.07 waktu Moskow.

Pesawat itu mengorbit Bumi sekali dalam 1 jam 29 menit pada ketinggian maksimum 187 mil (301 km) dan mendarat pada pukul 10.55 di Uni Soviet.

Ada yang menarik saat kejadian lepas landas. Ketika itu Gagarin berteriak "Poyekhali" (ini dia) saat roketnya meluncur dari Bumi.

Bagi banyak orang, itu menggambarkan ketidaksabaran semua orang yang selama beberapa dekade bermimpi menjelajah ruang angkasa.

Selama penerbangan orbit 108 menit yang bersejarah, Gagarin dapat mengonsumsi makanan melalui tabung pemerasan dan terus memperbarui kontrol misi tentang kondisinya menggunakan radio frekuensi tinggi dan kunci telegraf.

Baca juga: NASA Akan Bawa Nama Anda Kelilingi Bulan dalam Program Artemis I, Tertarik Mendaftar?

Foto yang diambil pada 3 Juli 1961, menampilkan sosok kosmonot Soviet, Yuri Gagarin, saat mengunjungi Finlandia.Wikimedia Commons Foto yang diambil pada 3 Juli 1961, menampilkan sosok kosmonot Soviet, Yuri Gagarin, saat mengunjungi Finlandia.
Misi itu nyaris berujung bencana. Selama masuk kembali ke Bumi, kabel yang menghubungkan modul penurunan pesawat ruang angkasa ke modul layanan gagal terpisah.

Hal itu menyebabkan goncangan hebat selama api masuk kembali melalui atmosfer Bumi.

Gagarin keluar sebelum kapsulnya menyentuh tanah dan diterjunkan ke pendaratan yang aman di dekat Sungai Volga.

Penerbangan luar angkasanya tersebut langsung melambungkan namanya. Dia dianugerahi Ordo Lenin dan diberi gelar Pahlawan Uni Soviet dan Pilot Kosmonot Uni Soviet.

Monumen dibangun untuknya, dan jalan-jalan diganti menjadi namanya untuk menghormatinya di seluruh Uni Soviet.

Gagarin tidak pernah pergi ke luar angkasa lagi tetapi mengambil bagian aktif dalam melatih kosmonot lain. Dia melakukan beberapa tur ke negara lain setelah penerbangan bersejarahnya tersebut.

Baca juga: SpaceX Inspiration4, Empat Astronot Sipil Sukses Mengitari Orbit Bumi Selama 3 Hari

Tewasnya Gagarin

Gagarin tewas bersama pilot lain dalam kecelakaan pesawat jet saat melakukan penerbangan latihan rutin pada 28 Maret 1968. Ketika itu Gagarin berusia 34 tahun.

Penyebab dari kecelakaan itu tidak diketahui. Banyak teori konspirasi yang berkembang terkait hal itu.

Di antara teori yang lebih kredibel adalah yang diusulkan oleh sesama kosmonot, Alexey Leonov, yang percaya bahwa jet Sukhoi terbang di bawah ketinggian minimum lewat beberapa meter dari pesawat Gagarin.

Ini memicu turbulensi yang membuat MiG berputar dan tidak pulih.

Teori lainnya, ventilasi udara kabin mungkin dibiarkan terbuka oleh kru atau pilot sebelumnya. Hal itu mungkin menyebabkan kekurangan oksigen dan ketidakmampuan untuk mengendalikan pesawat.

Apa pun penyebab kecelakaan itu, sejak penerbangan penting Gagarin pada tahun 1961, lebih dari 500 orang telah terbang ke luar angkasa.

Mereka semua mengikuti jejak pemuda kecil dari Klushino yang melakukan "lompatan sejarah" sekitar 50 tahun yang lalu.

Baca juga: Asteroid 2022 EB5 Menabrak Bumi Dini Hari Tadi, Bagaimana Dampaknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com