Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tata Surya dan Beberapa Teori Pembentukan Tata Surya

Kompas.com - 07/03/2022, 07:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manusia hidup di planet yang disebut Bumi. Akan tetapi Bumi bukan satu-satunya planet di tata surya ini.

Tata surya atau alam semesta terdiri atas bintang dari planet Bumi yaitu Matahari serta segala sesuatu yang terikat padanya oleh gravitasi seperti planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Selain itu ada juga puluhan bulan, jutaan asteroid, komet, dan meteoroid. Di luar tata surya ada lebih banyak planet dan bintang.

Bima Sakti, tata surya ini, hanyalah salah satu dari 100 miliar galaksi di alam semesta.

Baca juga: Mengenal Teropong Bintang: Pengertian, Jenis, dan Cara Kerja Teleskop

Apa itu tata surya?

Dilansir Space, 10 November 2021, tata surya terdiri dari matahari dan segala sesuatu yang mengorbit di sekitarnya, termasuk planet, bulan, asteroid, komet, dan meteoroid.

Tata surya memanjang dari matahari, melewati 4 planet dalam, melalui Sabuk Asteroid, dan ke Sabuk Kuiper.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa tepi tata surya adalah sekitar 9 miliar mil (15 miliar kilometer) dari matahari.

Di luar heliopause terletak Awan Oort bulat raksasa, yang diperkirakan mengelilingi tata surya.

Lantas bagaimana proses terbentuknya tata surya?

Ada banyak teori tentang terbentuknya tata surya. Menurut NASA, tata surya kita ini terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dari awan padat gas dan debu antarbintang.

Awan itu runtuh, kemungkinan karena gelombang kejut dari bintang yang meledak di dekatnya, yang disebut supernova.

Ketika awan debu ini runtuh, ia membentuk nebula surya (piringan material yang berputar dan berputar).

Di pusatnya, gravitasi menarik lebih banyak material ke dalam. Akhirnya, tekanan di inti begitu besar sehingga atom hidrogen mulai bergabung dan membentuk helium, melepaskan sejumlah besar energi.

Sepanjang proses ini, Matahari Bima Sakti lahir dan akhirnya mengumpulkan lebih dari 99 persen materi yang tersedia.

Materi yang berada lebih jauh di dalam cakram juga menggumpal. Gumpalan-gumpalan ini saling bertabrakan, membentuk objek yang semakin besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com