Oleh: Alifia Riski Monika dan Fandhi Gautama
KOMPAS.com - Masa muda merupakan masa di mana ingin mencoba hal-hal baru. Tak ubahnya dengan dunia politik, anak muda kian aktif menyuarakan suaranya lewat berbagai pilihan medium.
Dalam dunia politik, anak muda merupakan aset berharga karena mempunyai kekuatan tersendiri, di mana suaranya sangat berpengaruh dalam kontestasi pemilihan, baik dari pemilihan presiden, kepala daerah, atau memilih wakil rakyat.
Golongan anak muda merupakan salah satu kelompok yang akan memengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik.
Menurut pakar ilmu politik, Miriam Budiardjo dalam bukunya Partisipasi dan Partai Politik, tinggi atau rendahnya partisipasi politik di masyarakat menjadi indikator penting bagaimana perkembangan demokrasi di suatu negara.
Pentingnya kemelekan politik oleh anak muda, juga diperbincangkan oleh Najwa Shihab bersama Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu bertajuk "Menemui Jurnalistik Politik dan Membawa untuk Anak Muda”.
Najwa berpendapat jika anak muda butuh politik, sebagai bahan informasi untuk bersosialisasi.
Negara terbentuk dari hubungan-hubungan politik yang membawa dampak terjadinya proses politik sepanjang keberlangsungan hidup negara.
Setiap warga negara pasti bersinggungan dengan proses politik, entah itu disukai atau tidak disukai. Setiap warga negara sudah seyogianya mengambil bagian atau berpartisipasi dalam proses politik yang terjadi.
Baca juga: Cinta Laura Bicara soal Konten YouTube Miliknya, Ingin Mengedukasi hingga seperti Najwa Shihab
Jika menelisik ke belakang, tepatnya pada pasca-pemilu 2019, banyak partai politik yang melibatkan anak muda.
Akan tetapi, proses penempatan anak muda dalam partai politik tentu tidak semudah membalik telapak tangan, sebab bukan hanya mengandalkan strategi atau hanya mencari sebuah momentum semata.
Antusiasme anak muda dalam politik, juga bisa dilihat saat pemilu presiden (Pilpres) 2019. Melansir kompas.com, anak muda berhasil mendobrak mitos tentang generasi muda yang dianggap paling apatis terhadap politik.
Apabila dikelola dengan baik, potensi anak muda bisa menjadi jawaban bagi partai politik untuk menghadapi tantangan politik yang kian dinamis, serta kebutuhan elektoral yang rasional.
Tentu tidak semua anak muda harus aktif berpolitik, namun demokrasi di Indonesia yang berkualitas akan terwujud jika anak muda Indonesia menggunakan dengan baik hak berpolitik mereka, yakni memilih dan menyampaikan aspirasinya.
Sebuah penelitian menemukan, jika pendidikan politik penting bagi anak muda karena mereka adalah generasi pemilih di masa yang akan datang.