KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Garda Nasional Ukraina membagikan video di akun Twitter-nya yang tampaknya menunjukkan para pejuang atau resimen Azov mengolesi peluru dengan lemak babi.
Peluru tersebut seolah-olah akan digunakan untuk melawan pasukan Chechnya yang dikerahkan ke Ukraina membantu pasukan Rusia dalam melancarkan invasi militernya ke negara itu.
Dalam video yang dibagikan Garda Nasional Ukraina, tampak seorang pria yang konon adalah anggota resimen Azov terlihat mencelupkan peluru ke dalam apa yang tampak seperti lemak babi, sembari berbicara kepada para pejuang Chechnya.
"Saudara-saudara Muslim yang terhormat. Di negara kami, Anda tidak akan masuk surga. Anda tidak akan diizinkan masuk surga. Silakan pulang. Di sini, Anda akan menemui kesulitan. Terima kasih atas perhatiannya, selamat tinggal," ucap pria itu seperti dalam video.
Baca juga: Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja?
Azov fighters of the National Guard greased the bullets with lard against the Kadyrov orcs????
????? ????? ?????????? ???????? ???? ????? ????? ???????????? ?????????
???????????? ?? ??? ???????? ????? https://t.co/SBQltMr4bM pic.twitter.com/A1ci7tZL8r
— ??? (@ng_ukraine) February 27, 2022
Baca juga: Invasi Rusia, Didasari Ukraina yang Enggan Urungkan Niat Bergabung dengan NATO
Lantas, siapa resimen Azov?
Dilansir dari Al Jazeera, Senin (1/3/2022), resimen Azov merupakan unit militer infanteri sukarelawan sayap kanan.
Resimen Azov merupakan kelompok ultra-nasionalis yang dituduh menyembunyikan ideologi neo-Nazi dan supremasi kulit putih.
Unit ini awalnya dibentuk sebagai kelompok sukarelawan pada Mei 2014 dari geng Patriot Ukraina ultra-nasionalis, dan kelompok neo-Nazi Majelis Nasional Sosial (SNA).
Kedua kelompok terlibat dalam cita-cita xenofobia dan neo-Nazi serta menyerang migran secara fisik, komunitas Roma, dan orang-orang yang menentang pandangan mereka.
Sebagai batalyon, resimen Azov bertempur di garis depan melawan separatis pro-Rusia di Donetsk, wilayah timur Ukraina.
Tepat sebelum melancarkan invasi, Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai pemberontak dari Donbass.
Beberapa bulan setelah merebut kembali kota pelabuhan strategis Mariupol dari separatis yang didukung Rusia, unit tersebut secara resmi diintegrasikan ke dalam Garda Nasional Ukraina pada 12 November 2014, dan mendapat pujian tinggi dari presiden Ukraina saat itu Petro Poroshenko.
"Ini adalah pejuang terbaik kami. Relawan terbaik kami," katanya pada upacara penghargaan pada tahun 2014.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Naik, Ini Dampaknya bagi Harga BBM di Indonesia
Resimen Azov dipimpin oleh Andriy Biletsky, yang menjabat sebagai pemimpin Patriot Ukraina (didirikan pada 2005) dan SNA (didirikan pada 2008).
SNA diketahui telah melakukan serangan terhadap kelompok minoritas di Ukraina.