Tindakan warga tersebut sempat dilarang oleh Pelaksana Teknik Bendungan Sindangheula Rommy Hamzah.
Rommy mengatakan, tindakan warga bisa membahayakan keselamatan nyawa. Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk menutup area bendungan dari masyarakat.
Selain faktor keselamatan, ketika itu bendungan juga belum diresmikan.
Baca juga: Kamis Ini, Jokowi Akan Resmikan Bendungan Sindangheula di Serang
Bendungan Sindangheula baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Maret 2021 lalu.
Saat itu, Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad.
Saat peresmian, Jokowi mengatakan bahwa bendungan ini akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
Bendungan Sindangheula yang memiliki kapasitas air 9,3 juta meter kubik ini bisa mengaliri 1.289 hektar sawah di Provinsi Banten.
Hal tersebut bisa menjadi nilai tambah bagi petani agar semakin produktif dalam menjaga ketahanan pangan.
Bahkan, Bendungan Sindangheula juga dimanfaatkan untuk menyediakan air baku hingga 0,80 meter kubik per detik untuk kegiatan industri di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon.
Baca juga: Mengenal Bendungan Sindangheula di Serang, Diresmikan Jokowi, Viral karena Video Warga Berseluncur
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/3/2022), Wali Kota Serang Syafrudin menyebutkan, Bendungan Sindangheula tidak mampu menampung debit air karena hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Serang.
Akibatnya, bendungan Sindangheula jebol sehingga air meluap dan mengakibatkan banjir.
“Waduk Sindangheula sudah tidak bisa menampung debit air, ada kemungkinan jebol. Sebab, tidak pernah terjadi banjir Kota Serang seperti ini (parah)," kata Syafrudin.
Ia mengimbuhkan, sedimentasi yang terjadi di Kali Cibanten juga memperparah banjir yang terjadi.
Pasalnya, Kali Cibanten ini melintasi Kota Serang karena bermuara di Kecamatan Kasemen, Serang.
Sebelumnya, Syafrudin sudah mengusulkan agar dilakukan normalisasi di Kali Cibanten kepada Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3).
Kendati demikian, BBWXC3 belum merespons dan melakukan normalisasi.
Sumber : Kompas/Penulis: Rasyid Ridho, Suhaiela Bahfein | Editor: Gloria Setyvani Putri, Rachmawati, Hilda B. Alexander.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.