Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Jawa-Bali Berakhir Hari Ini, Ini Tren Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir

Kompas.com - 21/02/2022, 17:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

  • Kasus baru bertambah 48.484, total kasus menjadi 5.197.505
  • Kasus sembuh bertambah 32.873, total kasus sembuh menjadi 4.514.782
  • Kasus meninggal bertambah 163, total kasus meninggal menjadi 146.365

Sementara itu, Jawa Barat menjadi yang terbanyak dengan 10.410 kasus. Berikut daftar lengkapnya:

  • Jawa Barat: 10.410 kasus
  • DKI Jakarta: 8.136 kasus
  • Jawa Timur: 5.766 kasus
  • Jawa Tengah: 4.282 kasus
  • Banten: 3.604 kasus
  • DI Yogyakarta: 1.807 kasus
  • Bali: 879 kasus

Baca juga: 5 Tingkatan Gejala Covid-19, Mulai dari Tidak Bergejala hingga Kritis

Tanggapan Epidemiolog

Menilik tren kasus Covid-19 di Indonesia sepekan lalu, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat, level 3 PPKM sudah cukup longgar untuk saat ini.

Hal tersebut dilihat dari kondisi saat ini, terutama di wilayah Jabodetabek yang hampir mencapai puncak gelombang Omicron.

Oleh karenanya, sebelum mencapai puncak gelombang, Dicky menyarankan agar PPKM kembali diperketat atau minimal tidak dilonggarkan.

Dia menambahkan, adanya perbedaan waktu untuk daerah bisa mencapai puncak gelombang Omicron, menjadi alasan utama tidak melonggarkan pengetatan lebih dulu.

“Masalahnya juga tidak bisa yang lain belum mencapai puncak, misalnya masih terjadi peningkatan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Ini kalau dilonggarkan nanti bolak-balik,” ujarnya kepada Kompas.com, (21/2/2022).

Menurut Dicky, respons terhadap pandemi haruslah setara dan merata. Bukan mengetatkan suatu daerah, tetapi di daerah lain dilonggarkan.

“Yang ini menguat, yang ini melemah, tidak selesai dengan baik nanti kan, itu merugikan,” tambahnya.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Indonesia belum siap lakukan pelonggaran

Sebagai negara yang secara kemampuan 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi belum maksimal, Dicky menegaskan, Indonesia belum siap untuk memberlakukan pelonggaran.

Menurutnya, yang harus dijadikan rujukan saat ini adalah tidak masalah untuk bergerak lambat dengan tidak melonggarkan pergerakan masyarakat terlebih dahulu, asalkan tetap selamat dengan minimal korban.

“Tidak apa-apa lambat asal selamat. Itu satu hal yang bisa kita jadikan rujukan. Tanpa ada banyak korban dan arahnya pasti ke arah akhir pandemi yang juga bisa kita capai setidaknya di akhir tahun ini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau 2024? Ini Kata BMKG

Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau 2024? Ini Kata BMKG

Tren
Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Tren
Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com