KOMPAS.com - Yerusalem atau Al-Quds merupakan salah satu kota kuno di Timur Tengah, serta menjadi kota suci bagi tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.
Namun, Yerusalem juga menjadi titik api konflik paling berkepanjangan antara Palestina-Israel.
Dalam sejarahnya, Yerusalem memang kota berharga yang banyak diperebutkan oleh berbagai bangsa.
Catatan arkeolog menunjukkan, kota itu telah dihuni sejak 4.000 SM.
Nama yang paling awal dikenal mungkin adalah Jebusite atau orang Kanaan, dikutip dari Aljazeera.
Baca juga: Mengenal Kota Sharm el-Sheikh, Bali-nya Mesir
Orang-orang Kanaan yang bermigrasi menyebut diri daerah itu sebagai "Ursalem" yang berarti "kota perdamaian".
Kata Yerusalem berasal dari nama ini yang diucapakan dalam bahasa Ibrani menjadi "Yereshalim" yang berarti "rumah suci".
Bersama dengan bangsa Filistin yang datang belakangan, mereka diyakini sebagai nenek moyang paling awal yang menghuni wilayah itu.
Bangsa Filistin menetap di sepanjang pantai Mediterania yang membentang kira-kira dari Jaffa ke Jalur Gaza dan berada di dalam tanah Kanaan selama berabad-abad.
Baca juga: Sejarah Jeddah, Kota Paling Kosmopolitan di Arab Saudi
Pada 1.000 SM, Daud menginvasi Yerusalem dan membentengi kota dari invasi musuh.
Ia kemudian menamakan kota itu dengan Daud dan memerintahnya selama 40 tahun.
Daud kemudian digantikan oleh Raja Salomo atau Sulaiman yang membuat sebuah kuil dan menjadikannya sebagai kota spritual bagi Yahudi.
Setelah kedatangan Nebukadnezar II pada 586 SM, kota itu jatuh ke tangan Babilonia.
Baca juga: Apa Itu Cappadocia, Impian Kinan yang Viral di Serial Layangan Putus?
Kuil yang ada di sana pun dihancurkan, tetapi kemudian dibangun kembali.
Alexander Agung juga sempat merebut wilayah itu pada 332 SM.