Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Gejala Covid-19, Ini Waktu dan Jenis Tes yang Direkomendasikan Pemerintah

Kompas.com - 16/02/2022, 07:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Virus Corona varian Omicron telah menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia.

Gejala varian Omicron ini mirip dengan gejala flu pada umumnya. Oleh karena itu, masyarakat kesulitan untuk membedakan gejala keduanya.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (4/2/2022), Dokter Spesialis Paru, Prof Reviono mengatakan, gejala virus corona varian Omicron ditandai dengan nyeri dan gatal di tenggorokan, demam, sakit kepala, pusing, hidung tersumbat, batuk dan kelelahan.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Gejala tersebut memiliki level keparahan yang ringan jika dibandingkan dengan virus corona varian Delta yang lebih dulu tersebar di Indonesia.

Kendati demikian, diberitakan Kompas.com, Selasa (8/2/2022), Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyebutkan, risiko penyebaran virus corona varian Omicron sangat tinggi dan tetap harus diwaspadai

"Walaupun gejala yang ditunjukkan umumnya ringan, tapi risiko untuk sakit berat bahkan kematian tetap ada," ujar Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes.

"Kami tetap mengimbau masyarakat untuk mengetahui lebih dini Omicron sehingga bisa mengisolasi diri dan menghindari gejala jadi berat," imbuhnya.

Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Booster di PeduliLindungi

Kapan harus melakukan tes Covid-19?

dr Siti Nadia Tarmizi dan dr Reisa Broto AsmoroDok. Kemenkominfo dr Siti Nadia Tarmizi dan dr Reisa Broto Asmoro

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, seseorang yang mengalami gelaja seperti gejala Covid-19, sebaiknya melakukan tes sebagai upaya antisipasi.

Semakin dini Covid-19 terdeteksi, maka semakin cepat penanganannya.

“Kalau kita mengalami gejala-gejala yang mengarah ke penyakit Covid-19, seperti keluhan demam, batuk pilek, nyeri tenggorokan, sebaiknya kita berpikir dulu memang diagnosis itu ke arah Covid-19. Jadi kita harus melakukan tes terlebih dahulu,” jelasnya dalam acara Tes Covid-19, Kapan Harus Dilakukan, yang disiarkan melalui Youtube, Senin (14/2/2022).

Baca juga: Apakah Varian Omicron Meningkatkan Kasus Kematian di Indonesia?

Kendati demikian, Resia menegaskan bahwa tidak semua penyakit dengan gejala tersebut merupakan Covid-19.

“Di dunia kedokteran itu ada sistematisnya memang. Ada diagnosis berjalan, ada diagnosis banding,” ujarnya.

Artinya, meskipun gejala yang ditimbulkan pada awalnya didiagnosis sebagai gejala Covid-19, tapi hasil pemeriksaan adalah negatif, maka tindakan selanjutnya adalah mendiagnosis kemungkinan lainnya.

“Makanya kita harus mengeliminasi masing-masing kemungkinan diagnosis yang timbul, barulah kita bisa menyingkirkan kemungkinan Covid-19,” imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com