Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Minggu (13/2/2022), vaksin booster dinilai efektif melawan gelombang Omicron.
Data dari laporan CDC, Jumat (11/2/2022), vaksin booster berbasis messenger RNA (mRNA) menawarkan tingkat perlindungan tinggi terhadap penyakit parah hingga beberapa bulan setelah penyuntikan vaksin booster.
CDC memeriksa, data dari 93.000 pasien rawat inap dan 241.000 Unit Gawat Darurat di 10 negara bagian selama gelombang Delta dan Omicron.
Data tersebut menunjukkan, selama Omicron efektivitas vaksin booster terhadap pasien rawat inap adalah 91% hingga dua bulan pertama sejak pemberian vaksin booster.
Sementara di bulan keempat dan selanjutnya, efektivitas vaksin booster masih mencapai 78 persen.
Berdasarkan studi tersebut, CDC terus merekomendasikan vaksin booster karena aman dan efektif.
Kendati demikian, CDC akan terus memantau efektivitas vaksin COVID-19 guna membantu menginformasikan upaya kesehatan kepada masyarakat di dunia.
Baca juga: 6 Jenis Vaksin Booster yang Disetujui BPOM dan Mekanisme Pemberiannya
Berikut pemberian dosis vaksin booster telah diatur di dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 yang akan dilakukan pada triwulan pertama tahun 2022:
Kedua kombinasi dosis dan jenis vaksin booster tersebut sudah sesuai dengan pertimbangan para peneliti, baik BPOM maupun ITAGI.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/2/2022), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kombinasi awal vaksin booster ini bisa berkembang tergantung hasil riset baru dan juga ketersediaan vaksin yang ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.