Ketika Bangsa Arab menaklukkan wilayah tersebut pada abad ke-7 M, situs kuno lainnya di sekitar kota mengalami nasib yang sama dan kota metropolis Alexandria yang dulunya besar semakin merosot.
Baca juga: Mengenal Fayoum, Kota di Mesir yang Banyak Menyimpan Sejarah Masa Lalu
Pengerjaan Perpustaan Alexandria dimulai pada pemerintahan Ptolemy I (305-285 SM) dan selesai pada era Ptolemy II (285-246 SM).
Ptolemy II mengirim ndangan kepada penguasa dan cendekiawan meminta mereka untuk menyumbangkan buku.
Tidak ada yang tahu berapa banyak buku yang disimpan di perpustakaan di Alexandria tetapi perkiraan telah dibuat dari 500.000.
Meningkatnya ketegangan di Roma antara Julius Caesar dan Pompey pertama kali berdampak negatif di Alexandria pada 48 SM.
Setelah Caesar menang, Pompey mengalarikan diri ke Alexandria untuk mencari perlindungan.
Setibanya Caesar di Alexandria, ia mengumumkan darurat militer dan mengambil alih istana kerajaan. Perang saudara ini nantinya membuat kehancuran Alexandria, termasuk perpustakaannya.
Kendati demikian, cerita mengenai terbakarnya Perpustakaan Alexandria ini masih menjadi perdebatan.
Baca juga: Sejarah Dubai, dari Daerah Nelayan Sederhana Menjadi Kota Megah
Selain perpustakaan, Alexandria juga memiliki mercusuar besar di luar pelabuhan yang dibangun pada pemerintaha Ptolemy I dan II.
Dengan ketinggian lebih dari 100 meter (330 kaki), mercusuar itu sangat mengesankan, sehingga masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Mercusuar yang diberi nama Pharos itu berdiri lebih dari 1600 tahun dengan cahaya yang dirancang untuk memandu pelaut.
Cahaya yang ada di puncak mercusuar kemungkinan adalah api. Menurut sumber-sumber Arab, bahkan ada cermin untuk memantulkan api lebih jauh ke laut.
Karena rentetan gempa yang mengguncang Alexandria, mercusuar itu mengalami rusak parah selama berabad-abad.
Mercusuar menghilang dari catatan sejarah setelah abad ke-14 M, setelah benar-benar hancur akibat gempa sekitar 1330-an M.
Pondasi granit menara digunakan kembali di Benteng Qait Bey, yang dibangun pada abad ke-15 M.
Baca juga: Baghdad, Kota Seribu Satu Malam dan Pusat Peradaban Dunia di Masa Lalu