Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunggulan Pesawat CN235 Karya Anak Bangsa yang Mendunia

Kompas.com - 04/02/2022, 13:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.comPesawat CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) semakin dikenal dunia.

Tak hanya karena buatan dalam negeri, pesawat CN235 ini memiliki banyak keunggulan dengan pesawat-pesawat buatan negara lain.

PTDI pun berencana meningkatkan kapasitas produksi Pesawat CN235 usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Jet Investment Group SÀRL, Rabu (2/2/2022).

Dalam MoU tersebut, PTDI dan Jet Investment Group SÀRL bekerja sama dalam penjualan dan pengembangan Pesawat CN235.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan dukungannya ke PTDI untuk memperluas pemasaran produk-produk unggulannya, terutama CN235 ke pasar internasional.

Seperti apa keunggulan pesawat CN235? Berikut keunggulan dan sejarahnya:

Baca juga: Spesifikasi Pesawat CN235-220 RI yang Laris Dipesan Sejumlah Negara

Keunggulan mesin pesawat CN235

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (4/2/2022), pesawat CN235 memiliki banyak keunggulan, di antaranya:

1. Hemat Bahan Bakar

Pesawat CN235 merupakan pengembangan dari pesawat C212 Aviocar yang telah diproduksi CASA di Spanyol dan IPTN di Bandung atas dasar lisensi CASA.

Dibuat dengan mesin turboprop CT7 buatan General Electric Amerika Serikat, pesawat CN235 versi awal memiliki keunggulan dapat menghemat bahan bakar sebanyak 15 persen dibandingkan mesin lain dengan kemampuan sama.

Mesin CT7 dari CN235 ini merupakan mesin yang sangat terjamin serta dapat dipercaya berdasarkan latar belakang jam terbang mesin GE T700/CT7-2 yang sudah mencapai lebih dari satu juta.

2. Take off dan landing di landasan pendek

Keunggulan lain pesawat CN235 buatan dalam negeri ini juga dirancang untuk bisa lepas landas dan mendarat di landasan pendek.

Artinya, pesawat CN235 mampu take off dan landing di landasan pacu non-aspal.

Baca juga: INFOGRAFIK: Spesifikasi Pesawat CN235-220

3. Memiliki lebih dari 300 versi

Sejak pertama kali diproduksi, pesawat CN235 memiliki beberapa jenis. Di tahun pertama pembuatannya, IPTN dan CASA mengeluarkan CN235 versi 10 dan versi 100 pada tahun 1986.

Kemudian, PTDI mengembangkan versi perbaikan CN235, seperti versi 110 dan 220. Sedangkan Airbus Defence and Space mengeluarkan versi 200 dan 300.

Hingga kini, produksi pesawat CN235 sudah mencapai lebih dari 300 versi.

Ada tiga jenis pesawat CN235 versi 220 milik PTDI, mulai dari CN235-220 Civil, CN235-220 Military Transport, dan CN235-220 Special Mission.

Untuk bersaing dengan pasar global, PTDI menambah beberapa aspek dari CN 235, seperti produksi sayap luar, stabilizer horizontal, sirip vertikal, hingga pintu untuk Airbus Defence & Space.

4. Dipesan 20 negara

Sejak pertama kali diproduksi, pesawat CN235 telah dipesan oleh 20 negara, seperti Perancis, Arab Saudi, Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab (UAE).

Bahkan, US Coast Guard menggunakan pesawat CN235 ini partoli maritim.

Pada 2019, pesawat CN235 dipesan angkatan darat Nepal Nepalese Army.

Sementara pada 2021, Prabowo menyerahkan satu unit CN235 ke Angkatan Udara Republik Senegal yang sudah tiga kali membeli pesawat dari Indonesia.

Menteri Pertahanan juga berencana segera melaksanakan pengadaan baru pesawat CN235 sebagaimana arahan dari Presiden Jokowi.

Pengadaan pesawat CN235 bertujuan untuk memperkuat alutsista TNI dan upaya membesarkan industri pertahanan, yang tidak lain adalah PTDI.

Baca juga: Ini Spesifikasi Pesawat CN235-220 Produksi PT DI yang Dipesan Nepal

5. Dibeli Kemenhan 10 unit lebih

Kini, usai menandatangani MoU dengan Jet Investment Group SÀRL tentang penjualan dan pengembangan bersama CN235.

PTDI optimistis pesawat CN235 semakin mendunia dan menjadi produk kebanggaan Indonesia.

Kementerian Pertahanan juga memastikan 10 unit pesawat CN235 yang akan dipakai di dalam negeri.

“Kemhan dalam waktu yang tidak lama lagi akan tandatangani kontrak 10 unit CN235, bahkan saya rencanakan untuk tambah lagi, karena kita akan butuh lebih banyak lagi CN235. Untuk peningkatan kapasitas produksinya, kami dari Kemhan akan mendukung penuh sampai PTDI bisa,” ujar Prabowo, dikutip keterangan terangan tertulis, pada Jumat (4/2/2022).

Selain memberikan dukungan kepada PTDI untuk mengembangkan CN235, Prabowo juga mengingatkan agar PTDI senantiasa menjalankan manajemen sebaik-baiknya.

Baca juga: Ini Spesifikasi Pesawat CN235-220 Produksi PT DI yang Dipesan Nepal

Sejarah pesawat CN235

Pesawat CN235 pertama kali diproduksi pada tahun 1983. Nama CN235 merupakan singkatan dari Casa Nurtanio 2 mesin 35 penumpang.

Pembuatan pesawat CN235 merupakan hasil kerjasama IPTN dengan perusahaan pesawat terbang Spanyol Construcciones Aeronautica SA atau CASA (Airbus Defence and Space) dengan skala 50:50 untuk permodalan, produksi, dan pemasaran.

Kemudian, prototipe pesawat CN235 diresmikan oleh Presiden Soeharto dan didampingi oleh BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menristek.

Lokasi peresmian CN235 berada di PTDI yang dulunya bernama PT Nurtanio atau PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).

Awalnya, pesawat CN235 edisi pertama diberi nama "Tetuko" oleh Presiden Soeharto. Tetuko merupakan nama tokoh wayang, Gatotkaca sewaktu ia digembleng di Kawah Candradimuka saat masih bayi.

Sementara prototipe pesawat CN235 edisi pertama yang diproduksi CASA bernama "Elena" dan telah mengudara lebih dulu pada tanggal 11 November 1983.

(Sumber: Kompas.com (Penulis: Elza Astari Retaduari | Editor Elza Astari Retaduari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Tren
10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

Tren
Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Tren
Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com